Terlalu terburu-buru bagi Randu untuk memutuskan pergi meninggalkan rumah tanpa memberikan sebuah alasan pasti dan jelas, tentunya kepergian itu didasari keinginan menambah sebuah harta dan ketenaran. Berlakunya ajian yang hampir habis itu jadikan tumpuan untuk menyegerakan semuanya agar memperoleh hasil maksimal maupun kekal.
Kali ini Tito pun mendadak mengundurkan diri dengan sebuah alasan orang tuanya tidak mau dia di luar kota dan mengharuskan dirinya tinggal di kampung kembali, bersamaan juga tersimpannya sebuah dendam masih dinobatkan dalam dirinya yang belum sama sekali terbalas. Karena itu dia berusaha untuk mengambil kesempatan dalam merayu Rindu.
"Kamu kenapa mendadak pergi sih, mas? Lagian juga meski mas Randu gak tahu aku di mana orangnya kamu juga jangan ikutan pergi."
"Aku gak tahu harus menceritakan bagaimana terhadapmu tapi ada sebaiknya kamu pulang ke kampung, ini adalah kesempatan emas kamu."
"Lalu bagaimana jika keadaan mertuaku? Kasihan mama Widya."