Perlahan Mahendra merangkul dan mendekap tubuh Sevia.
"Sevia, aku ... sebenarnya aku sangat mencintaimu. Dan semalam aku benar-benar tidak sadar dengan apa yang sudah aku lakukan kepadamu. Tapi, percayalah aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu kepadamu," kata Mahendra dengan lembut.
Perlahan ia mengecup kening Sevia dengan lembut membuat gadis itu menghentikan tangisnya. Dengan tatapan sayu, Sevia menatap Mahendra.
"Aku takut, Mas."
"Sevia, yang terjadi semalam adalah yang pertama juga untukku," kata Mahendra. Pemuda itu melepaskan cincin di jarinya kemudian memasangkannya di jari Sevia.
"Anggap saja ini cincin pernikahan kita. Kau sudah menjadi istriku sejak semalam, aku berjanji akan meresmikan hubungan kita."
"Kau janji, Mas?" tanya Sevia ragu.
"Aku berjanji, Sayang. Mulai saat ini kau akan menjadi milikku," jawab Mahendra dengan tegas.