"Bagaimana keadaan kamu?" Ucap Alex di balik telfonnya.
"Em, masih agak susah sih, kalo mau gerak juga harus di bantuin sama ka Maya, terus lukanya mulai ngelembung kaya ada airnya." Karin mengadu ke Alex dengan suara yang manja.
"Kasiannya pacarku ni, sabar iya nanti juga bakalan sembuh, yang penting kamu jangan lupa untuk memakaikan salepnya, biar lukanya cepat sembuh sayang."
"Siap pak bos, sudah dulu iya, Karin udah ngantuk mau tidur."
"Iya sudah, kamu cepat tidur, nanti besok kalo masih sakit, jangan kerja dulu iya,"
"Gak mau, Karin mau tetap kerja, nanti kalo Karin gak ada, terus tiba-tiba cewe itu Dateng lagi gimana?"
"Cewe yang mana?"
"Itu loh, mantan kamu itu si Tasya, aku gak mau iya kalo dia sampe datang ke kantor kamu lagi,"
"Oh, ceritannya kamu ini lagi cemburu, aku kira kamu gak bisa cemburu,"
"Iya iya lah bisa, apalagi kan si Tasya itu cantik, sexsi, pasti dengan mudah kan kamu bakalan tergoda lagi sama dia."
"Hahaha, udah ah, jangan ngaur, katanya tadi mau tidur."
"Iya udah, Karin tidur dulu, dah love you."
"Love you to sayang."
"Dasar gadis culunku, aku berjanji akan selalu menjagamu sampai kapan pun itu." Alex memandang Poto yang ada di hpnya
Di tempat lain.
"Kurang ajar, kenapa bisa kalah, siapa yang sudah berani melawan aku," ucap wanita itu.
"Maaf bos, saya tak tau, yang jelas mereka terlihat begitu hebat, untung saya dengan cepat menghindar dari mereka,"
"Aku penasaran, siapa yang sudah melindungi wanita itu, aku tak sangka kenapa wanita kampungan itu ada yang menjaganya,"
"Baik bos, kami akan bekerja dengan lebih keras lagi, saya pastikan kali ini kami berhasil menghabisi wanita itu."
"Iya sudah, kalian cepat sana pergi, dan sesegera mungkin untuk mencari anak buah kembali, karena kalian tidak mungkin bisa melawan mereka!"
Kenapa wanita itu begitu giat dengan keinginannya untuk menyingkirkan Karin, apa yang sebenarnya wanita itu cari.
"Tasya, bagai mana rencana kamu kedepan nya?"
"Aku juga gak tau, tapi aku dengar dengar bahwa salah satu karyawan tempat Alex bekerja, ada yang bermasalah dengan gadis cupu itu,"
"Oh, aku mengerti, maksud kamu, kamu akan mengajak kerja sama dengan karyawan itu, iya kan?"
"Yap, aku akan lebih mudah memantau mereka, jika memiliki kambing hitam."
"Pinter juga kamu iya, aku juga tak sabar ingin melihat hasil kerja mereka."
"Iya, kita lihat saja, dan mungkin besok pagi aku akan menemui mereka."
Tasya berpesta ria dengan kawan-kawannya di salah satu cafe ternama.
Hidup Tasya penuh dengan poya-poya dan Hura-Hura, karena dirinya terlalu di sayang oleh kedua orang tuanya, dan itu lah yang membuat Tasya merasa istimewa.
Di kediaman Alex, sedari tadi mama terus saja menghubungi mamanya Tasya , iya itu jeng Kelin.
"Sial, bagaimana ini, aku tak mau jika aku harus di keluarkan dengan club, bagai mana nanti kata orang lain?"
"Kenapa sih ma, ko papa lihat sedari tadi kelihatanya pusing sekali?"
"Ini loh pah, mama dari tadi tuh berusaha untuk menghubungi jeng Kelin, tapi tak ada respon sama sekali,"
"Mungkin mereka masih marah sama kita ma, coba besok lagi mama hubungi jeng Kelin nya."
"Mamah tuh gak bisa jika harus di keluarkan dari club pah," sambil berjalan mendekati suaminya yang ada di atas tempat tidur.
"Iya kalo udah di keluarin tinggal di masukin lagi mah, apa susah nya sih,"
"Pah, mamah tuh serius, lagian papa kenapa sih, ko dari kemarin diem aja, gak belain mamah,"
"Papah itu, gak mau ikut campur dalam rencana mamah, kan kemarin papa udah bilang sama mama, udah lah, semuanya kan udah berlalu, sekarang kan sudah malam, lebih baik kita tidur, kondisi mamah juga belum sembuh pul kan,"
"Ya udah deh, tapi nanti papa bantuin mama iya,"
"Bantuin apa mah?"
"Bantuin, buat ngomong sama pak Rudi, buat bilang sama jeng Kelin, kalo mamah jangan di keluarin dari club,"
"Iya, iya nanti papah bilangin ke pak Rudi, udah sekarang mamah tidur dulu,"
Di sebrang sana.
"Habis dari mana kamu putri, dasar anak kurang ajar kamu iya, jam segini baru pulang,"
"Apa urusannya Ama ayah, toh selama ini kan ayah gak pernah perduli sama putri"
Jbret putri di tampar oleh ayah nya, "jangan kurang ajar iya kamu, kamu bilang ayah gak perduli sama kamu, buktinya ayah kerja banting tulang itu buat kamu, buat masa depan kamu." bentak nya
"Hahahah hahhaha, apa? Masa depan aku, apakah ayah lupa kalo selama ini ayah tuh selalu sibuk dengan wanita itu, wanita yang telah membunuh mamah ku,"
"Jaga ucapan kamu putri?"
"Kenapa? Kenapa harus jaga ucapan, yang aku bilang memang benar ada nya kan, bahkan selama ini ayah selalu sibuk kesana kemari dengan wanita itu, bahkan selagi mamah sakit, ayah tak pernah perduli kepada mamah?"
"Kamu tidak akan mengerti putri, kamu tak akan paham!"
"Iya iya iya aku tidak akan pernah ngerti dan tak akan pernah paham dengan pikiran keji ayah, dengan jalan pikiran jahat ayah, ayah rela menyakiti hati aku dan mamah, demi wanita itu."
Jbret putri kembali di tampar oleh ayahnya, seketika putri menatap mata ayah nya tajam,
" Terimakasih, terimakasih atas luka ini, aku tak akan pernah mau melupakan rasa sakit ini sampai kapanpun
Putri pergi meninggalkan ayahnya dan berlari ke lantai atas.
Putri sebenarnya adalah anak yang baik, tapi setelah wanita itu masuk kedalam kehidupan keluarganya, seketika merubah jalan hidup putri dan kedua orang tuanya.
Putri yang tak bisa menerima atas penghianatan ayah nya dan membuat mamah nya kehilangan nyawanya karena depresi, hal itu yang kini memicu putri menjadi jahat, dirinya tak suka jika ada orang lain yang bahagia .
"Hiks hiks, aku akan balas rasa sakit ini, akan ku hancurkan kamu dan wanita jalang itu?" putri mengeratkan tangannya, sampai terlihat bekas kuku menangkap dalam di telapak tangan nya.
Di lantai bawah ayah putri merenung, tapi bukan merenung dengan apa yang barusan terjadi tapi merenung karena dirinya tak mau jika sampai hubungan dengan pacar nya itu sampai hancur oleh anak nya sendiri, entah kenapa ayah putri begitu tergila gila dengan wanita itu,
Dan sebenar nya siapa wanita itu, dan Sebenar nya putri pun tak pernah tau siapa wanita itu.
Tut Tut Tut
"Hallo yu, kamu lagi apa?"
"Aku lagi tiduran aja, ada apa? Kenapa telepon jam segini, tadi kan kita baru ketemu"
"Hiks hiks, yu aku benci sama ayah ku, dia, dia sudah keterlaluan".