Hari berlalu dengan begitu saja, ternyata sampai saat ini belum ada sebuah tindakan apa pun dari Prisya yang bisa terbilang salah satu balas dendamnya akan apa yang sudah Marsell lakukan pada kembarannya.
Sampai saat ini Prisya masih percaya dengan apa yang sudah Reka ucapkan dalam mimpinya, kalau balas dendam bukan sebuah hal yang baik dan balas dendamnya juga belum tentu hal yang Dika inginkan.
"Hallo, ada apa pagi-pagi telepon?" tanya Prisya yang merasa bingung dengan tujuan dari Steven yang meneleponnya di pagi hari seperti sekarang.
"Mau dijemput gak?" tanya Steven dengan cukup enteng.
"Hah?"
Steven tertawa kecil. "Mau dijemput gak? Kalau mau nanti dijemput," ulang Steven sambil memberikan penjelasan selanjutnya.
"Sama siapa? Sama lo?" tanya Prisya yang masih merasa kebingungan dengan hal ini.
"Sama siapa lagi?" tanya balik Steven.