下載應用程式
7.28% The Envoy of Darkness For The New Beginning / Chapter 29: Apa Alasanmu Mengikuti Dirinya

章節 29: Apa Alasanmu Mengikuti Dirinya

Setelah mendengar ucapan Mirseria, Arzlan kembali melanjutkan langkah kakinya. Sudah teguh hatinya untuk melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.

"Ini tidak akan berakhir sampai tujuanku aku gapai!" Tatapan mata Arzlan begitu tajam, seperti sedang membayangkan kalau lawannya ada di depan, tapi memang saat ini wajah para bajingan itu terbayang di benaknya.

Arzlan menghadapi masalah lain, akibat terlalu banyak berada di dalam hutan. Arzlan tidak mendapatkan Exp yang cukup untuk meningkatkan level. Tentu sudah dua bulan berlalu, keempat pahlawan yang juga merupakan orang-orang yang Arzlan kenal sudah berada di level yang lebih tinggi. Jika Arzlan tidak segera meningkatkan level, di masa depan pasti dirinya akan mengalami kesulitan.

Tujuan utamanya masih bisa dia jalankan nanti, setelah level Arzlan mencapai 50. Namun untuk mencapai level tersebut akan sangat sulit, jadi pilihan terbaik adalah mencari sarang monster dan berharap kalau monster-monster yang ditemuinya memiliki level yang lebih rendah.

Arzlan tidak tahu, ke mana langkah kakinya saat ini menuntun dirinya.

Kresk…

Beberapa langkah sudah berlalu, dan dia merasakan ada seseorang yang sedang mengikutinya.

Arzlan melempar satu ranting, ke arah suara aneh yang berasal dari semak belukar.

"Aduh…."

Sangat tidak asing suara itu di telinga Arzlan, dalam beberapa saat kemudian seorang perempuan keluar. Dia membawa busur di belakang tubuhnya.

"Kau…." Arzlan sedikit kesal kenapa dirinya bisa-bisanya diikuti oleh gadis yang pertama kali dia selamatkan saat hampir diperkosa oleh bangsawan bejat.

"Kenapa kau melemparku menggunakan ranting?"

Dia masih bertanya, padahal sudah jelas apa yang sedang dia lakukan itu adalah tindakan yang kurang baik.

"Apakah aku harus menjawab ucapanmu itu?" Arzlan dengan nada dingin mematahkan emosi dari gadis tersebut.

"Uh…." Pipinya menjadi merah setelah sadar kalau memang apa yang terjadi adalah kesalahannya.

"Apa yang membuatmu berani mengikuti diriku?" Arzlan langsung menanyakan alasan dari gadis itu muncul, tidak punya waktu dirinya untuk mendengarkan alasan yang berbelit-belit.

"Aku hanya ingin ikut bersamamu!"

"Kenapa?"

"Kenapa… ya aku rasa kau tidak akan bisa berjuang sendirian, tanpa seorang rekan!"

"Tidak perlu, aku lebih suka melakukan sesuatu sendirian! Sebaiknya kau kembali ke desa, mereka adalah keluargamu dan tempatmu akan lebih aman jika bersama mereka!" Tidak perlu formal, siapapu dia, Arzlan akan tetap bersikap tegas, walaupun lawan bicaranya adalah seorang gadis cantik.

"Apakah kau tidak memiliki perasaan sebagai manusia?" Kesal gadis itu, setelah dia mendapatkan ucapan dingin, terlontar pertanyaan dari mulutnya.

Arzlan yang tadi hendak melangkah, terdiam sejenak sembari menatap langit. "Sejak dari dulu, tidak ada yang menganggap diriku ini sebagai manusia! Aku sudah membuang perasaan manusia yang ada di dalam tubuhku!" Arzlan kembali melangkah.

Gadis itu tertegun, tidak tahu apa yang sudah dirasakan Arzlan selama menjalani kehidupan, hanya satu yang bisa dia tangkap, bahwa Arzlan sudah mengalami banyak penderitaan hingga hatinya mati dan berubah menjadi sekeras batu. Dingin tanpa perasaan, rasa sakit bisa merubah seseorang.

Walaupun sudah Arzlan suruh wanita itu untuk kembali, tapi tetap saja dia berusaha untuk mengikuti Arzlan. Arzlan tidak banyak berkomentar, pandangannya tetap lurus.

Mereka masuk ke dalam hutan yang sangat sepi, tidak bisa dipahami oleh gadis itu mengapa Arzlan masuk ke sana.

"Sebenarnya ke mana kita akan berjalan?" tanya gadis itu dengan nada khawatir.

Tapi tidak ada jawaban dari Arzlan, sikap dinginnya menandakan kalau dia tidak nyaman dengan kehadiran gadis tersebut.

"Apakah dia masih marah, karena aku mengikutinya tanpa izin!" Gadis itu mulai dihinggapi perasaan bersalah, akan tetapi dia sudah terlalu jauh untuk kembali ke titik awal. Jarak yang mereka tempuh sudah empat jam.

Tentu untuk kembali, akan sangat berbahaya tapi semua itu hanya alasan supaya dia tidak diusir oleh Arzlan.

Mereka lalu berhenti setelah menemukan dua cabang di dalam hutan yang sunyi dan sepi. Arzlan menjadi bingung jalan mana yang harus diambil.

Gadis itu langsung menunjukkan keahliannya, dengan cepat dia memeriksa tanah yang akan dilalui jika memilih kedua jalan tersebut.

Di bagian kiri, dia menemukan beberapa bekas jejak dari makhluk buas sedangkan di sebelah kanan tidak ada jejak dari makhluk buas, hanya ada beberapa langkah kaki hewan kecil.

"Aku rasa arah sebelah kanan, akan lebih baik karena di sana kemungkinan ada pemukiman!" Sangat ramah dia menjelaskan itu kepada Arzlan.

Hanya tatapan dingin yang Arzlan berikan, setelah itu tanpa bicara Arzlan mengambil jalur kiri. Tempat yang diyakini banyak monster.

"Eh…? Kenapa kita mengambil jalur kiri? Apakah kau tidak percaya dengan apa yang aku katakan?"

Arzlan tidak menjawab ucapan gadis itu, hanya langkah kaki yang terus melaju. Tanpa peduli apapun yang terjadi di sekelilingnya.

Dia tertunduk layu, benar-benar lelah dirinya merasa tidak dihargai oleh Arzlan. "Huh… apakah aku sebaiknya pergi saja?" Dia berhenti lalu menoleh ke arah belakang, jalan yang baru saja dilewati olehnya terlihat sangat menyeramkan. "Tapi kalau kembali sendirian, apakah aku akan baik-baik saja?" Ragu dirinya untuk memutuskan. Lalu dia menoleh ke arah Arzlan, punggung pria itu sudah semakin menjauh.

Tapi tiba-tiba Arzlan berhenti, dan segera membalikkan tubuhnya tatapan Arzlan begitu horor.

"Eh? Apa yang akan dia lakukan?" Terkejut wanita itu saat menyaksikan Arzlan yang tiba-tiba berlari.

"Groagh!"

Tanpa disadari oleh gadis itu, bahwa ada seekor monster yang datang dari arah jam tiga. Monster tersebut berbentuk serigala putih besar dengan gigi tajam.

Arzlan berhasil mendorong gadis itu, tapi dia harus rela tangan kirinya digigit oleh serigala tersebut. Arzlan dibawa oleh serigala itu pergi menjauh.

Gadis itu terjatuh, dan dia mengalami delay untuk beberapa saat sebelum dia sadar kalau Arzlan sudah dibawa oleh seekor monster akibat dirinya.

"Tidak, apa yang harus aku lakukan?" Tidak punya banyak pilihan segera dia mengejar serigala tersebut.

"Mungkin dengan ini, dia akan pergi kembali ke desa itu!" Sengaja Arzlan tidak melakukan perlawanan, dia tidak ingin melibatkan gadis itu dengan kondisi bahaya. Jika Arzlan langsung melawan serigala tersebut, pasti gadis itu akan menjadi incaran dari serigala itu.

Gadis itu menjadi sangat gelisah tidak akan bisa tenang dirinya, akibat dirinya Arzlan harus tergigit oleh serigala ganas itu.

"Bagaimana ini? Apakah dia akan baik-baik saja? Apa yang aku lakukan, seharusnya aku tidak mengikutinya, mungkin hal ini tidak akan terjadi kepadanya!" Perasaan bersalah mulai memenuhi perasaan hatinya. Tidak bisa berhenti dia memikirkan hal buruk yang akan terjadi kepada Arzlan.

46 menit sudah berlalu…

Masih belum ada tanda-tanda ke mana Arzlan dibawa oleh serigala tersebut, dia terus mencari dan mencari hingga dia menemukan pemandangan yang cukup mengerikan, darah berserakan di mana-mana.

__To Be Continued__


章節 30: Keyakinan Yang Cukup Kuat

"Apa yang terjadi di sini?" Wanita itu benar-benar terkejut dengan pemandangan yang penuh hal mengerikan, darah terciprat ke beberapa tempat dan bau amis menyebar ke beberapa area.

Setelah beberapa langkah dia menyaksikan hal yang lebih mengejutkan, satu tubuh tergeletak dengan darah yang terus mengucur. Seseorang telah membunuh serigala yang tadi sedang menggigit Arzlan.

Monster itu sebelumnya terlihat sangat sangar dan mengerikan, sulit dibayangkan bagaimana ada seorang makhluk mengalahkannya. Tapi, itu adalah kenyataan yang sedang terjadi, orang yang telah mengalahkan serigala tersebut tidak lain adalah Arzlan sendiri.

Pria itu duduk sembari bersandar di tubuh besar serigala itu, tangannya berlumuran darah merah yang merubah pakaiannya menjadi merah.

Wanita itu perlahan mendekat ke arah Arzlan, secara reflek Arzlan mengarahkan pedangnya ke sumber suara yang didengarnya.

"Uh? Ternyata itu adalah kau!" Arzlan menurunkan pedangnya.

"Wah, kau hebat sekali bisa mengalahkan monster seperti ini!"

"Itu bukan masalah besar!"

Level dari monster yang Arzlan kalahkan 30, level sebesar itu sudah cukup untuk menjadi makhluk yang sangat tangguh dan sulit untuk dikalahkan.

"Uh? Kau sepertinya terluka!" Wanita itu melihat ada robekan kulit di beberapa tubuh Arzlan, hati nuraninya segera untuk mengobati luka pria tersebut.

"Kau tidak perlu khawatir akan hal tersebut!"

Meski Arzlan berkata seperti itu wanita tersebut tetap untuk berusaha mengobati lukanya.

"Recuperatio!"

Dari telapak tangan gadis itu muncul cahaya hijau terang yang mulai merangkai sel tubuh Arzlan untuk kembali seperti sedia kala, luka tersebut sirna seperti ditelan angin.

"Kau bisa menggunakan sihir pemulihan?"

"Ya, aku hanya bisa menggunakan sihir level 2 sampai 3 dan itu tidak begitu banyak!" Wanita itu menjadi sedikit malu untuk menujukkan kemampuannya.

Arzlan menyipitkan matanya. "Begitu ya!" Sebenarnya Arzlan tidak begitu merasakan kesakitan dari luka itu, seluruh indra tubuhnya seolah mati untuk merasakan rasa sakit.

***

Sebelum pergi Arzlan dan gadis itu beristirahat sejenak, suasana menjadi hening. Merasa enggan mulut mereka untuk saling memulai pembicaraan, Arzlan memang sudah lama tidak bertemu dengan orang lain terasa aneh untuk dirinya memulai pembicaraan.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku ke sini memang ingin membantunya, tapi kenapa ketika berdua saja bersamanya aku merasa sangat canggung!" Di dalam batin wanita itu terus berteriak untuk memberikan semangat supaya bisa lebih akrab dengan Arzlan.

"Jawab aku!"

"Uh?" Dia sedikit terkejut mendengar nada suara yang penuh dengan aura dingin.

"Apa yang membuatmu ingin mengikuti diriku?" Arzlan merasa terganggu jika harus melibatkan orang lain dengan urusan pribadinya, dia tidak ingin mendapatkan halangan dari rekan yang mungkin akan memperlambat jalannya.

"Aku sebenarnya tidak memiliki tujuan hidup, aku bukanlah seorang Elf seperti yang kau lihat!"

"Uh?" Arzlan menjadi terkejut dengan ucapan gadis itu, dia sama sekali tidak memahami apa yang baru saja didengarnya. Fisik gadis itu sangat cocok untuk dikategorikan sebagai Elf dengan telinga runcing dan kulit bersih, mendengar ucapannya Arzlan merasa itu hanya sebuah kebohongan.

"Sebenarnya aku ini adalah makhluk Half Elf, aku lahir dari ibu yang merupakan ras elf dan ayah seorang manusia biasa! Pernikahan mereka ditentang oleh pihak Elf sehingga dia diasingkan jauh ke wilayah Sanzri, di sana dia melahirkan aku dan membesarkan diriku dengan penuh rasa kasih sayang!"

"Di mana ayahmu?"

Wanita itu merasa berat untuk mengatakannya. "Ayahku adalah pria bajingan yang telah menghamili ibuku, lalu dia pergi entah ke mana!" Tangannya mengepal kuat. "Aku berkelana demi membunuh pria bajingan itu, walaupun harus lelah pasti aku akan membunuhnya!"

"Sekarang ibumu di mana?" Arzlan berpikir tidak akan mungkin seorang ibu melepaskan anak perempuannya untuk berkelana di dunia yang penuh dengan bahaya hanya demi membalaskan dendam.

"5 tahun lalu dia meninggal, sebelum dia mati dirinya pernah berpesan untuk hidup menjadi seorang wanita yang lebih baik!" Air matanya menetes saat wajah sang ibu muncul di benaknya, sosok yang selama ini selalu menjadi orang yang menyemangati dirinya.

"Begitu ya!" Arzlan memahami perasaan yang dirasakan oleh gadis itu. "Hidup memang selalu saja kejam, dari manapun asal kita pasti akan bertemu dengan kemalangan!"

Semakin deras air mata gadis itu mendengar ucapan Arzlan, sangat menyentuh hatinya ucapan tersebut.

"Hiks… hiks… hiks… apakah aku ini masih bisa memiliki hidup yang lebih layak?"

"Entahlah! Kau jangan bertanya kepada orang seperti diriku, kau sendiri yang harus membuktikannya apakah pantas untuk bahagia atau tidak! Aku ini adalah makhluk yang dibuang oleh dunia jadi kau tidak seharusnya bertanya seperti itu!"

Wanita itu menjadi penasaran apa yang membuat Arzlan memiliki hawa membunuh yang tidak bisa hilang di tubuhnya, pria itu sangat menyeramkan jika orang lain baru mengenalnya. Tapi, ada sisi lain yang sangat terang dari dalam hatinya, dia memiliki sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

"Apakah aku bisa menjadi pendamping dirimu untuk melaksanakan apa yang akan kau lakukan?"

Arzlan menatap gadis itu dengan serius, bukan wajah manis yang dia lihat melainkan keseriusan yang tercermin dari sorotan mata gadis tersebut. "Apa yang membuatmu ingin ikut dengan orang seperti diriku?"

"Aku sendiri tidak bisa mengetahuinya, hatiku terus memberitahu untuk mengikuti dirimu terlebih lagi aku merasa sudah berhutang nyawa dan kehormatan kepada dirimu!" Pipinya menjadi merah, dia merasa malu di pertemuan pertama ketika hal buruk hampir menimpa dirinya.

"Aku rasa kau tidak perlu melakukan itu!"

"Kenapa?"

"Jika kau ikut denganku, kau akan melihat hal buruk! Aku di sini untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang telah memperlakukan diriku seperti binatang dan hewan! Sampai kapanpun aku akan memburu mereka, walaupun seluruh dunia harus membenci diriku!"

Wanita itu merasa ngeri menyaksikan emosi Arzlan yang menyebarkan aura penuh kebencian. "Apakah kau akan membunuh mereka?"

"Ya, kemungkinan besar seperti itu! Aku sudah siap untuk menodai tangan ini jika memang harus dilakukan, apa yang sudah terjadi harus mereka terima akibatnya!"

"Uh…." Gadis itu merinding mendengar Arzlan berkata seperti itu. "Ambisi kuat sangat terpancar dari matanya, dia benar-benar tidak main-main dalam berkata!"

"Alu rasa kau tidak perlu ikut dalam mendampingi diriku! Ini semua tidak ada urusannya dengan dirimu!" Arzlan tidak ingin menyeret orang lain terhadap ambisi besar di dalam hatinya.

"Apa yang kau bicarakan, aku ini sudah membulatkan tekad, apapun yang terjadi aku akan tetap ikut dengan dirimu! Jika memang dunia harus membenci dirimu maka aku akan ada di sana untuk membela dirimu!" Wanita itu berbicara dengan nada tinggi sembari tersenyum semangat.

"Apa yang kau katakan itu? Kau terlalu berlebihan!"

"Tidak, aku sudah serius apapun yang terjadi pasti aku akan membantumu!"

Arzlan tidak bisa memberikan balasan. "Terserah kau saja!"

__To Be Continued___


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C29
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank 200+ 推薦票榜
    Stone 0 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄

    tip 段落評論

    段落註釋功能現已上線!將滑鼠移到任何段落上,然後按下圖示以添加您的評論。

    此外,您可以隨時在「設置」 中將其關閉/ 打開。

    明白了