38
…
Gue berdecak sambil mendorong air minum
mendekat ke arahnya, dan Bram lantas
meneguknya sampai setengah.
"Lo gila!" serunya kemudian, dan gue
mengangguk.
Bram ini naif banget. Padahal kalau perlu gue
beberin, gue bahkan bisa lebih gila daripada
menerima perjodohan ini. Deketin cowok orang
demi cuan aja, dulu gue lakonin. Apalagi ini kan?
Udah legal, dapet restu dari keluarga.
"Lo!" Bram menunjuk gue. Lalu menggeleng.
"Sumpah Ra, lo kenapa sih? Usia lo sama Mas Erja
tuh jauh banget tahu, nggak? Apa sekarang selera
laki lo berubah 180 derajat? Lo nggak pernah
macarin om-om kayak dia."
"Emang." Erja pengalaman pertama bagi gue, dan
rasanya asyik juga.
"Seriously, Alora Calandra? Lo sesantai ini? Fuck!"
"Nggak usah ngumpat, nggak enak sama orang,"
peringat gue. Melihat beberapa orang yang berada
di sekitar tengah melirik ke arah kami, gue sedikit
risih. Mungkin mereka kira kami adalah pasangan
yang tengah bertengkar.