*BAB 21*
Jet pribadi ini mengudara dengan begitu tenang, karena cuaca hari ini cukup bagus dan cerah. Sehingga meminimalisir goncangan yang biasanya sangat menggangu ketenangan Xander yang kini tengah menatap ke luar jendela pesawat. Melihat betapa cantiknya langit hari ini, betapa indahnya ciptaan tuhan di alam semesta ini.
Sekitar tiga jam lagi jet pribadi ini akan segera mendarat di negara yang sudah lama Xander tinggalkan. Setelah sekian lama dan dengan sangat terpaksa ia harus menginjakan kakinya di negara ini lagi. Menginjakkan kaki di negara ini kembali mengingatkan kenangan masa lalu Xander yang ia lalui bersama keluarganya dahulu, terutama bersama sang mommy.
Karena Jujur saja Xander sedikit merasa gugup, apakah ia bisa tinggal di negara dan mansion itu lagi. Membuka luka lama yang berusaha Xander kubur dalam-dalam.
"Permisi Tuan. Kami akan menyajikan menu makan siang."
"Tuan.'" Ucap pramugari itu lagi, karena Xander tak kunjung menyudahi lamunannya.
"Eumh." Xander sedikit memperbaiki gaya duduknya, ia terlihat salah tingkah karena ketahuan sedang melamun. Xander lalu menyuruh pramugari itu untuk menyajikan beberapa menu makan siang yang ia inginkan sebelumnya.
"Selamat menikmati makan siang anda, Tuan." Pramugari itu tersenyum hangat, sembari menuangkan wine ke dalam gelas milik Xander.
Setelah pramugari itu pergi barulah Xander menyantap makan siangnya, tidak hanya dirinya saja yang menikmati makanan ini. Namun anak buah Xander pun turut menikmati makan siang mereka, dengan menu yang mereka inginkan. Tentu saja makanan ini tidak dibuat di dalam jet pribadi ini, makanan ini telah disiapkan sebelum jet ini lepas landas. Tugas pramugari hanya menghangatkan lalu menyajikannya saja.
Karena adanya perbedaan waktu, Xander akan tiba di negara asalnya pada pagi hari meskipun baru saja ia menyelesaikan makan siangnya. Aneh bukan, tapi memang begitulah. Mungkin setelah mendarat dan tiba di negaranya Xander akan mengalami jetlag.
"Sebaiknya anda beristirahat, Tuan." Ujar Paul menyuruh Xander untuk beristirahat di dalam kamar yang di design secara khusus oleh Xander sendiri. Interior jet pribadi ini sangatlah mewah, bernuansa hitam putih dan sedikit perpaduan warna emas yang terlihat begitu elegant.
"Anda terlihat lelah." Sambung Paul lagi. Paul sudah lama menjadi tangan kanan Xander, jadi ia sudah banyak tahu tentang bagaimana Xander. Meskipun pria itu selalu bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja.
Tanpa menjawab perkataan dari Paul, Xander berjalan menuju kamar yang ada di dalam jet pribadi ini. Sejujurnya Xander juga lelah, bukan tubuhnya, melainkan pikirannya. Ia merasa sangat lelah, namun seperti biasanya Xander bersikap seolah-olah jika dirinya baik-baik saja.
Xander tidak tidur, ia hanya sekedar memejamkan kedua matanya saja sembarj menunggu jet ini mendarat.
Karena sudah lama tidak berolahraga, jadi sore ini Violette memutuskan untuk berolahraga di ruangan gym yang ada di mansion ini. Sebelum itu Violette perlu mengganti pakaian santainya menjadi pakaian olahraga yang elastis dan nyaman.
Violette tidak membutuhkan seorang coach untuk membantunya berolahraga, karena Violette hanya ingin sekedar mencari keringat saja. Ia sedang tidak dalam program penurunan berat badan ataupun membentuk tubuh.
"Sudah lama sekali rasanya aku tidak pergi ke ruang gym ini.'' Ujar Violette ketika langkah kakinya memasuki ruangan yang dipenuhi oleh berbagai jenis peralatan olahraga. Karena Violette cukup disibukkan dengan tugas-tugas kuliahnya yang menumpuk, serta beberapa kegiatan kampusnya yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Sebelum itu Violette sedikit melakukan pemanasan dan peregangan agar otot-otot di tubuhnya tidak kram.
"Aku harus menghidupkan musik terlebih dahulu.'' Kehidupan keseharian Violette tidak bisa lepas dari musik, dimana dan kapan saja ia selalu mendengarkan lagu. Karena bagi Violette, musik seperti nyawa bagi dirinya.
Violette memulainya dengan melakukan plank kemudian dilanjutkan dengan berlari di atas treadmill.
Satu jam berlalu Violette menyudahi work outnya untuk hari ini. Karena sudah lama tidak melakukan work out membuat Violette lebih cepat merasa lelah, terutama pada sistem pernapasannya. Ia merasa sedikit sesak karena terus berlalu di atas treadmill.
"Ouh. . sepertinya aku harus rajin melakukan work out." Ucap Violette kemudian meminum infuse waternya.
Meskipun begitu, Violette sudah mendapatkan keringat yang banyak. Dan ia merasa menjadi lebih bugar di bandingkan sebelumnya. Kepalanya juga sudah tidak terasa pusing lagi.
"Aku seperti mandi keringat." Violette mengusap keringat yang membasahi dahinya. Rambutnya terlihat sedikit lepek karena terkena keringat.
Pasangan paruh baya terlihat berjalan memasuki sebuah gedung pencakar langit yang berada di tengah-tengah kota, mereka akan menghadiri sebuah pertemuan yang akan membahas perkembangan perusahaan mereka. Bukan sebuah pertemuan penting, karena pertemuan ini dilakukan diluar kantor. Dan hanya dihadiri oleh beberapa orang kepercayaan Jimmy saja.
"Bagaimana dengan Xander, apa ia benar-benar akan kembali ke mansion?." Tanya Annita dengan tatapan yang mengarah ke mata Jimmy. Mereka kini sedang berada di dalam lift yang akan membawa mereka ke tempat pertemuan yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Kita lihat saja besok siang." Balas Jimmy dengan tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu jika saat ini Xander tengah berada di dalam jet pribadinya.
"Apakah semuanya akan berjalan baik-baik saja, Jimmy." Tanya Annita lagi, ia sedikit khawatir dengan sikap Xander yang dingin, acuh serta pemarah. Lalu bagaimana jika Xander bertemu dengan Violette.
"Kau tidak perlu cemas sayang.''
"Semuanya akan berjalan baik-baik saja." Jimmy mengecup punggung tangan Annita.
"Kuharap begitu." Balas Annita dengan memaksakan senyumannya.
Annita bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, bagaimana jika Xander menceritakan hubungan masa lalunya dengan Jimmy kepada Violette. Dan Xander tidak menyukai keberadaan Violette di mansion utama Hampton nantinya. Annita tidak masalah jika Xander tidak menyukai bahkan membenci dirinya, namun yang Annita takutkan saat ini adalah bagaimana hubungan Xander dan Violette nanti. Apakah mereka seperti saudara yang sesungguhnya atau justru saking membenci satu sama lain.
"Sepertinya aku harus memberi pengertian kepada Vee terlebih dahulu." Ucap Annita di dalam hatinya. Ia tidak ingin Violette syok setelah bertemu dengan Xander. Karena sikap dan perilaku Xander berbeda 190 derajat dari pertemuan mereka beberapa tahun yang lalu. Dan mungkin yang ada di memori Violette adalah, Xander tidak berubah dan akan merasa senang jika bertemu dengan dirinya.
"Selamat datang Tn dan Nyonya Hampton." Ucap salah seorang pria yang usianya tidak beda jauh dari Jimmy. Ia bangkit dari tempat duduknya untuk menyambut kedua pasangan itu.
Tempat ini adalah sebuah restauran bintang lima yang memiliki ruangan khusus yang bisa digunakan untuk pertemuan bisnis, yang keamanan dan kerahasiaannya dijaga dengan ketat. Hanya orang-orang yang diundang saja yang bisa mengakses tempat ini.