Rania dan Evelyn mulai melajukan mobilnya menyusuri jalanan kota Jakarta yang ramai. Mereka sempat bercanda gurau sebelum akhirnya Evelyn mengangkat suara, "Gue punya butik langganan mamah." ucapnya disela-sela candaan mereka.
Rania pun sontak terdiam dan melirik Evelyn, "Mamah lo?"
"Iya. Dan menurut gue bagus bagus modelnya." ucap Evelyn lagi mengingat bagaimana beberapa pakaian yang pernah dibeli oleh mamahnya.
"Serius?!" tanya Rania dengan tidak sabar dan penasaran.
"Semoga aja lo suka." ujar Evelyn berharap bahwa pilihannya ini tepat.
Saat sudah melewati perempatan, Evelyn berkata pada sopir Rania, "Nanti belok ke jalan Soedirman ya, Pak!" pintanya yang langsung diangkut oleh supir Rania.
"Iya, Non!" Mobil pun bergerak ke arah kiri.
Rania yang sebelumnya merasa senang karena informasi butik dari Evelyn seketika berubah murung.
"Nanti gimana ya bokap nya Kanova?" ujarnya dengan perasaan gelisah.
"Serem ga?"
"Galak gitu?"
"Ketus?"
"Atau mung-