"Anak lima belas tahun mengatakan hal-hal seperti itu kepada kamu? Menurutku anak itu beneran berani. Bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu bahkan saat dia mungkin belum bisa mengelap ingusnya sendiri."
Setelah Luna bercerita panjang lebar dengan mengandalkan catatan yang dengan berhati-hati dia tulis di dalam diary, hal itulah reaksi yang Rafael berikan. Sesuatu yang berhasil membuat Luna langsung melotot sebal padanya.
"Dia tidak seperti itu. Lagipula, justru keberaniannya itulah yang membuat semua ini jadi romantis. Karena dia belum terlalu tahu dan paham atas cinta, namun berani bertanggung jawab tentang perasaannya itu kepada seorang perempuan. Karena nyatanya dia memang menjaga ucapannya kok. Selama empat tahun lamanya?"
Rafael langsung mengernyitkan dahinya. "Kalian pacaran selama empat tahun? Waktu usia kamu berapa tadi? 15 tahun? Yang artinya masih SMP?"
Hai, hai, aku selalu mengucapkan terima kasih karena telah membaca cerita ini.
Oh ya, selain cerita ini, aku juga punya cerita baru yang nggak kalah unik dan menarik lho. Judulnya 'Extraordinary Chemistry' yang menceritakan awal kisah dua anak manusia tak saling mengenal yang berubah setelah mereka melakukan ciuman tak disengaja. Yok, jangan lupa dicek ya. Makasih.