Pada saat Seyna berusia empat belas tahun—usia dimana kemampuan telepati orang berkembang sepenuhnya—dia yakin ada yang salah dengan ikatannya. Anak-anak lain seusianya terikat dengan bahagia, dan cara mereka menggambarkan ikatan mereka benar-benar asing baginya.
"Ini seperti memiliki sahabat di benak aku," kakak laki-lakinya, Jamil, memberitahunya, ekspresinya melembut. Jamil dan teman satu ikatannya akan menikah beberapa bulan lagi, dan mereka sangat manis bersama. "Ini koneksi khusus yang tidak ada duanya." Jamil menatapnya dengan rasa ingin tahu, dengan mata hijau yang mencerminkan mata Seyna. "Kenapa kamu menanyakan itu, Nak? Bukankah itu sama untukmu?"