"Capek?" tanya kak Jae sambil membawa segelas air dingin.
Aku yang tadi sempat meliriknya pun kini mendongak, menatap suamiku yang juga tampak begitu lelah sama seperti dirinya. Huft, jarak yang kami lalui tak bisa dikatakan dekat. Pasti kak Jae juga sama lelahnya seperti dia.
Terlebih dia sama sekali tak bisa tidur lagi karena mendadak Ji-Sung ikutan bangun tadi pagi. Untungnya saat ini putraku sedang tertawa lepas sambil bermain dengan beberapa mainan yang kami bawa. Agak takut diriku melihatnya tetapi ini lebih baik ketimbang Ji-Sung harus menangis.
Memang beberapa barang sudah dibereskan, namun secara tiba-tiba semua barang pesanan kak Jae datang sehingga mau atau tidak kami harus membereskan semuanya, lagi. Tak apa sih, toh beberapa baju Ji-Sung juga perlu dirapikan lagi.
Tapi karena aku tipe orang yang jujur, maka untuk menjawab pertanyaan suamiku tadi ya langsung mengangguk. Lagi pula aku yakin bahwa dia juga tidak butuh jawaban yang penuh kebohongan dariku saat ini.