... aku tersenyum lebar, sepertinya si mbah ini sudah berpengalaman dalam hidup. Jae mungkin saja seperti ini karena dia terbiasa membeli sesuatu dengan kartu kredit. Agaknya bukan pilihan yang salah untuk mengajaknya menjelajahi sekitar dari pada penjuru dunia.
"Makasih, Mbah," ucapku setelah membayar dan menerima serabi beserta bonusnya tadi.
Kini karena permintaan Jae kami pun berpindah-pindah, dan berakhir ketika dia bersekolah. Aku melambaikan tangan, menunggu dia masuk ke dalam kelasnya. Dengan wajah yang ceria Jae membalas senyuman dariku ini. Syukurlah, aku bisa menuruti keinginannya. Haruskah kami lebih sering pergi ke tempat seperti ini?
Ya, itupun kalau bisa mendapatkan ijin dari Joo.
***
Tak ada yang bisa Doni lakukan, karena Joo memang sudah dianggap sebagai anggota keluarganya saat ini. Maklumlah kan dia sendiri nggak punya anggota keluarga selain Jelita, wkwk. Sayangnya Jelita masih tak bisa benar-benar mengakuinya.