下載應用程式
100% My Enemy Prince / Chapter 8: 08. HUBUNGAN YANG DULU DEKAT SUDAH MERENGGANG

章節 8: 08. HUBUNGAN YANG DULU DEKAT SUDAH MERENGGANG

Ethan sama sekali tidak melunturkan senyuman bahagianya di depan Anya yang tidak melirik sedikit pun ke arahnya. Walau kedua orang tua Ethan membiarkan mereka hanya berduaan saja, namun Anya memang memilih diam seperti biasanya, seolah dia di rumahnya sendirian tanpa merasakan ada orang lagi di dekatnya.

"Aku seneng akhirnya kamu nginep di sini." ucap Ethan yang tidak di gubris. Hal itu tidak menjadikan Ethan menepis rasa rindu yang selama ini dia pendam hingga mendalam.

Anya berdiri membuat cowok itu menautkan alis sambil mengikuti. "Kamu mau kemana?" tanya Ethan mengernyitkan dahi.

Anya melirik sinis dan menjawab, "Tidur."

"Tumben, padahal masih pukul delapan."

"Masalah buat lo?" Anya mulai ketus, cowok itu menggeleng pelan merasa pertanyaan darinya memang terlalu … naif. "Lo juga sana."

Ethan sedikit tersedak. "Itu sebuah perhatian?"

Anya mendelik. "Suruhan!" ucapnya yang langsung melongos namun cowok itu mencekal lengan kiri Anya dengan cepat membuat langkahnya kembali mundur.

"Temenin aku dulu, katanya kamu ada tugas. Coba mana?"

Anya mendecak sebal. Cowok di depannya ini memang semakin lemot. "Lo itu gampang di begoin."

"Jadi kamu bohong?"

"Lepasin gue!"

"Ethan, Anya."

Suara dari arah tangga yang terdengar menegur membuat kedua insan itu terdiam dan menatap kedua orang tua yang saat ini sedang mendekati mereka. Ethan merasa bersalah sekali sudah membuat kedua orang tuanya terganggu karena keributan darinya dan Anya.

"Ada apa ini?"

"Ethan, maksa aku buat jangan tidur." adu Anya cepat. Kedua orang tua itu menatap Ethan sambil menghela napas halus.

"Kenapa, Ethan?"

"Bukan begitu, Ma, Pa." Ethan menyanggah. "Aku tadi minta nemenin aja, dan nanya soal tugas dia. Ternyata …" cowok itu diam sebentar sebelum mulutnya nyaris keceplosan. "Udah di kerjain."

Kedua orang tua Ethan akhirnya saling mengulas senyuman. "Kami pikir kalian berdua sedang bertengkar."

"Ma, Pa. Anya, pamit untuk ke kamar." dia pergi setelah mendapatkan ijin dari kedua orang tua Ethan. Sangat di sayangkan sekali jika Anya memang terus menghindar dari Ethan, padahal itu kesempatan yang sangat bagus untuk mereka berdua kembali dekat seperti dulu.

"Kalau begitu aku juga ijin ke kamar, Ma, Pa."

"Ethan." Harris menghentikan langkah puteranya yang akan melewati. "Hanya kamu satu – satunya yang sangat di percayai oleh mendiang … almarhum. Papa, sangat memohon kalau kamu bisa menjaga amanah dari beliau."

Ethan menelan ludah susah payah. Bahkan dia tidak pernah secuil pun melupakan berbagai peringatan atau pesan dan kesan yang sudah menyerap di dalam otak hingga hatinya. Sampai saat ini Ethan tidak tahu bagaimana sakit hati Anya padanya melalui kesalahan yang tidak pernah Ethan ketahui sedari awal.

"Iya, Pa." balas Ethan. "Aku tahu bagaimana batasan, seperti apa yang sudah kalian berdua ajarkan."

Andin tersenyum samar. "Semoga hubungan kalian berdua selalu baik."

Itu hanya harapan.

Walau begitu keluarganya masih saja ingin cewek itu yang menjadi kekasih untuk Ethan. Bagaimana jika suatu saat nanti hubungan gelap Anya dengan Rendy di ketahui oleh kedua orang tuanya? Apakah Ethan yang akan menjadi kesalahannya? Karena tidak bisa menjaga Anya dengan baik.

Ethan cowok bodoh.

Harris menepuk pelan bahu Ethan dan berimbuh, "Kamu cek ke kamarnya saja, apa sudah tidur atau belum. Papa, tahu kalau kamu sedang mencari waktu untuk bisa mengobrol berdua, kan?"

Ethan terkekeh kecil. "Anya, memang selalu sibuk membuat hubungan erat kita menjadi … renggang."

=============

Anya mendecak kecil. Mama nya selalu saja kelewatan padanya. Kenapa sampai handphone nya belum juga di kembalikan? Sayangnya Anya tidak tahu pada siapa juga di titipkan. Mama nya selalu menaruh curiga kalau pasti dia akan menghubungi pacarnya, Rendy.

Padahal Anya sudah menurut, namun kenapa benda paling pentingnya di rampas? Membuatnya kian dongkol. Memang ada telfon rumah, akan tetapi tetap saja Mama nya memantau tanpa Anya tahu.

"Kangen, Rendy." Anya cemberut. Terakhir kali menghubungi cowok itu bahwa Anya akan menginap di rumah si pangeran siput, setelahnya Mama nya merampas cepat tanpa tahu Rendy membalas pesannya atau hanya di baca saja.

Tidak mungkin juga dia meminjam handphone Ethan. Cowok itu mana mungkin bersedia untuk meminjamkannya. Rendy adalah musuh dan saingannya, Anya yakin jika Ethan tidak akan pernah mau membantu untuk menghubungi kekasihnya itu.

"Anya."

Kedua mata Anya bergilir cepat saat mendengar suara sapaan dengan pintu kamarnya yang di buka tanpa ada ketukan.

"Lo ga sopan banget, sih!" amuk Anya yang tidak di hiraukan.

"Kenapa belum tidur? Katanya ngantuk tadi."

Cewek itu memalingkan wajahnya sambil mendengus kesal. "Keluar dari kamar gue." Anya malas berdebat, namun suara yang terlontar masih saja ketus dan dingin.

"Anya, tolong." Ethan menatap wajah kekasihnya dari samping. "Kasih aku waktu agar bisa lebih dekat seperti dulu lagi."

Anya menoleh, membalas tatapan dari Ethan di depannya saat ini. "Gue udah kasih lo kesempatan lebih dari ribuan kali, tapi apa buktinya? Tetep sama."

"Kamu selalu bilang itu sedangkan aku ga ngerti di mana letak kesalahan aku, Anya!"

Cewek itu membelakangi Ethan. "Lo keluar aja sebelum gue berubah pikiran."

"Maksudnya?"

Anya ingin sekali mencabik cowok itu saat ini juga. Kalau saja dia bisa, mungkin sudah di lakukan sejak tadi juga namun naasnya Anya masih memiliki rasa kasihan terhadap keluarganya.

"Anya," Ethan maju beberapa langkah untuk bisa dekat dengan cewek itu. "aku kangen sama kamu."

Cewek itu tidak memutar tubuhnya sama sekali. Perasaannya kembali campur aduk mengingat hubungannya yang lama dengan Ethan. Rasanya begitu berbeda dengan yang sekarang. Anya sudah sangat nyaman dengan Rendy, namun kenapa di sisi lain hatinya seolah berkata harus memaafkan kebusukan Ethan.

"Itu bukan buat gue." kini tubuh Anya berhadapan dengan sosok yang sudah lama ini dia kenal. "Lo pikir gue bakal terharu? Atau termakan ucapan lo?"

"Kamu suka cowok romantis. Aku udah berusaha buat lakuin itu, tapi kenapa hingga saat ini belum juga di lihat?"

"Emang kapan lo romantis?"

Ethan bergeming sejenak. "Bukannya ucapan tadi salah satunya?"

Anya tertawa kecil membuat Ethan menautkan alisnya kebingungan. Bukan kah tidak ada yang lucu? Kenapa Anya hingga tertawa seakan memang Ethan sedang membuat sebuah lawakan?

"Rendy, jauh segalanya dari lo. Maka dari itu mendingan cari si cewek lo itu aja, deh." Anya emosi, rasanya menyebutkan nama cowok di depannya ini terlalu sensitif di lidahnya.

Anya muak.

"Kamu pikir aku seneng denger nama dia di sebutin? Ini di rumah aku, jangan pernah kamu sebutin cowok lain!"

Anya tersenyum miring sambil memperdekat jarak mereka. "Oh, ya?"

Ethan yang hapal dengan tingkah kekasihnya mulai mundur demi sedikit.

"Kalau ini rumah lo dan ngelarang gue nyebut nama, Rendy. Cowok gue yang paling gue sayang, apa urusannya sama lo?"

Punggung Ethan sudah menabrak pada tembok dekat pintu, Anya mengunci pergerakan cowok itu dengan kedua lengannya, namun Ethan tanpa sengaja mendorong kasar bahu cewek itu dengan Anya yang menarik baju Ethan repleks hingga mereka berdua pun terjatuh.

"ETHAN, ANYA!"


創作者的想法
Carrellandeous Carrellandeous

Sudah sekian lama update lagi nih... hehehe

Creation is hard, cheer me up!

Load failed, please RETRY

新章節待更 寫檢討

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C8
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄