Dalam keremangan saat itu, Pak Samsudin diseret oleh beberapa orang pengepung dalam kondisi dari wajah hingga ujung kaki dipenuhi tetesan darah. Laki-laki itu terlihat tidak berdaya saat orang-orang semi telanjang tersebut membawanya melewati gerbang dari tumpukkan batu yang mengarah masuk ke perkampungan itu.
Teman-temannya tidak kalah menderitanya dari dia. Mulai dari Sukim hingga Doni, dalam kondisi yang serupa dengannya. Apalagi Cayut yang kini dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Laki-laki itu dalam kondisi koma setelah terluka oleh sebatang anak panah yang menembus punggungnya.
Pak Samsudin masihlah tersadar, ia dapat melihat kiri dan kanan jalan tanah dengan lebar kira-kira dua meter yang dilewatinya. Jalan tersebut berada di tengah-tengah rumah-rumah yang rata-rata terbuat dari kayu, dan bambu serta beratap daun ilalang atau rumbia.