Iqbaal turun dari kamarnya, menyapa hangat orang orang di meja makan untuk sarapan. Menu sarapan kali ini lain dari pada yang lain, karena El si pecinta kuliner memasak masakan western sepenuh hati sejak pagi. Lalu Iqbaal yang relatif turun terlambat pun membantunya dalam hal menghidangkan.
"Thanks Tante, udah keliatan enak banget pasti," pujinya.
"Hala bisa aja," ujar El merendah, Iqbaal hanya tertawa, lanjut membawakan makanan-makanan itu ke meja makan.
"Rapih amat Baal? Bade kamana minggu minggu gini?" tanya Darren, memanfaatkan momen sesama warga Bandung berbahasa Sunda.
"Hooh nih rapih amat, wangi lagi deuh ..." tambah Wibi, mengibas-ngibaskan tangan akibat wangi parfum maskulin yang agak menyeruak di dekatnya.
"Sungguh kepo ya kalian. Ada acara, ke Sukabumi."
"Weh jauh. Ngapain Bang?"
"Ada rapat internal," jawab Iqbaal setengah berbohong. Ya, setengah saja karena memang konsep acara jalan-jalannya dengan Silva mirip, hanya saja diubah lebih profesional sebutannya.