Begitulah akhir dari perundingan bersama Alastair, Dracella yang telah mencoba mempercayai dirinya sendiri memutuskan untuk menaiki kereta dari daerah mansion Silvester berada menuju ibu kota, Eden.
Seperti biasa ia tidak sendirian ada sang butler yang setia menemani dan menjaga sang nona muda, sehingga ia dapat melewati perjalanan sekitar dua jam lamanya dengan tenang. Dracella menghembuskan nafas sebelum memasuki gerbong, jantungnya berdebar kencang. Ini adalah tugas yang menurutnya paling berat semasa hidupnya.
"Dracella, tidak apa-apa kau pasti bisa … tidak apa, kau hanya harus berbincang dengannya, apa susahnya?" Beberapa orang yang memasuki gerbong menatap aneh sosok ayu yang tengah berdialog sendiri. Mungkin saja mereka bersimpati ketika melihat gadis berambut keemasan yang terlihat sinting.