Aku selalu menemaninya dimana pun, entah di kamar, di dapur ataupun di halaman depan dan belakang rumahnya. Namun saat ia bersekolah, aku kesepian. Tak ada yang bisa ku ajak main. Ambu menemani Saartje sekolah dan menunggunya di sana. Terkadang aku ikut mengantarkan Saartje ke sekolahnya. Mengintip dari balik jendela kelas, aku begitu tergiur ingin merasakan belajar seperti mereka, namun Ambu tak mampu membiayai sekolahku. Kata Ambu, sekolah yang Saartje tempati itu adalah sekolah dengan biaya mahal.