Aku sangat bahagia saat melihat sahabatku, Saartje Vandenberg sudah menikah dengan seorang lelaki, anak dari pemilik perkebunan teh, Theodorus Koenraad. Saat ku lihat di altar gereja, Saartje begitu cantik dan terlihat sangat bahagia. Begitupun dengan Theo yang sangat tampan. Ah, ingin rasanya aku memiliki kekasih seperti Theo. Namun apakah ada lelaki setampan Theo yang ingin mendekati seorang gadis pribumi sepertiku? Rasa-rasanya, hal itu tak akan mungkin pernah terjadi. Beberapa kali Saartje berusaha untuk mencarikanku lelaki tampan dan kaya, namun beberapa kali pula mereka menjauhiku.
Aku sadar, wajahku memang tak secantik Saartje, tinggiku pun tak setinggi Saartje dan kulitku tak seputih kulit Saartje. Aku hanya seorang gadis pribumi yang memiliki banyak kekurangan. Ah, mungkin saja Tuhan memiliki rencana lain untuk hidupku kedepannya. Mungkin juga Tuhan telah memilihkan lelaki terbaik untukku nanti. Aku tak ingin memusingkan itu.