"Setelah semua yang dilakukan Kavin, apa kamu masih mempercayakan perusahaan pada dia?" tanya Elena pada Mahendra.
"Kavin itu cuma nggak bisa menahan emosinya, tapi dia adalah laki-laki yang bertanggung jawab. Masalah perusahaan juga enggak pernah bermasalah di tangan dia," sahut Mahendra.
"Tapi pemimpin perusahaan juga dibutuhkan pemimpin yang serius bukan suka membuat onar," hina Elena pada Kavin.
"Elena, apa kamu berubah pikiran sekarang. Kamu nggak benar-benar menerima Kavin sebagai anak kamu?"
Kedua netra Elena membulat mendengar perkataan Mahendra, tuduhan yang benar itu tidak bisa dia pungkiri. Namun ini semua tidak boleh terbongkar sebelum Elena mendapatkan tujuannya.
"Kenapa kamu bicara seperti itu sayang. Setelah bertahun-tahun lamanya aku merawat Kavin, mana mungkin aku nggak menyayanginya," tutur Elena.