"Aku akan pergi untuk menjemput Clara. Ia datang bersama anak-anaknya dan Janne-Berry," pamit Blake, yang tak dihalangi oleh Hazel. Sejak pembicaraan mereka semalam, ia belum memberi jawaban apa pun. Bukan bermaksud menggantungkan kepastian bagi Blake, melainkan karena tak ingin tergesa melakukannya.
Hazel baru saja kehilangan kekasihnya, tak mungkin semudah itu memutuskan untuk menjalin hubungan baru dengan seorang pria. Meski Blake bukanlah orang baru, tetapi Hazel tak ingin terlalu terburu memastikan bahwa dirinya memang mencintai Blake. Ataukah memang dirinya mulai memiliki perasaan yang sama?
Hazel menggeleng keras. Selama ini ia tak pernah meragukan perasaannya sendiri, tetapi terhadap Blake entah mengapa ada satu sisi hatinya yang berusaha menolak, tetapi sisi lain justru ingin menarik pria itu untuk selalu dekat.
"Ah, sialan!" umpatnya, lirih, kemudian mengambil sekaleng bir dan menikmatinya sembari menonton televisi, sementara Blake, belum terlihat tanda ia akan kembali.