"Apa yang kau katakan ini?" tanya Aydan, yang terdengar penuh tekanan.
Pria itu mendengkus. "Ah, Tuan Diaz. Maafkan aku, tak menyangka kalau yang menerima panggilan adalah kau. Kupikir Hazel. Baiklah, besok saja aku akan mengembailkan barang miliknya di kantor. Selamat beristirahat."
Blake kemudian mengakhiri pembicaraan, setelah itu tertawa kecil. Merasa puas karena apa yang ia rencanakan tampaknya membawa hasil seperti yang ia harapkan.
Ia tak tahu lagi bagaimana merayu hazel untuk tetap bersamanya. Sudah lama ia tak merasakan perasaan seperti ini terhadap seorang wanita. Dan hazel, bahkan tak memberi jawaban sama sekali. Tak ada kata 'ya', pun kata 'tidak'. Hazel menggantungkan Blake seperti hiasan di dinding kamarnya.
Blake kini tampak menyedihkan. begitu mengharapkan hazel, tetapi balasan yang diberikan gadis itu pun terlalu pahit untuknya.
Jangan bicarakan masalah Tamara, karena gadis itu hanya selingan bagi Blake.
Blake kini benar-benar menjadi Blake versi bajingan!