"Sebaiknya jangan sembarang menyebutkan harga. Ini bukan mainan anak anak." Fang Han yang juga seorang ahli tempa tidak senang dengan perkataan Chen.
"Heeyyy... Kenapa kalian gusar." Han Song kembali tampil di tengah. "Dia memang masih muda tapi dalam kemampuan pengamatan suatu benda, kemampuannya lebih dari kalian semua. Seandainya kalian tidak yakin, Aku akan buka pasar taruhan baru disini..."
"Cukup Han Song." Sela Youmei. "Yang ada di otakmu hanya bertaruh saja.
Han Song bagai kemasukan lalat mulutnya langsung terkunci. Penjudi ini duduk kembali.
"Tidak ada pasar taruhan lagi. Nanti Lelangku tidak dapat mengumpulkan Duan dari kalian. Dan Kau Ko The. Kalau kau melakukan apa yang dikatakan Adik Ye Shang. Maka semua kemenangan ku dapat kau ambil jika tidak terbukti perkataannya. Tapi kalau kau tidak mau melakukannya maka kita akhiri sampai disini saja. Ye Shang hanya membantumu agar kau bisa lebih berpengetahuan. Jangan melihatnya perawakannya yang masih muda."
Ko The masih ragu.
"Apa lagi yang kau tunggu. Cepat lakukan." Bang Seok juga mendesak tidak sabaran.
Bang Seok mulai tertarik dengan pemuda yang umurnya sekitar 17 an. Apa lagi melihat Youmei mempercayakan hartanya begitu saja.
Youmei sebenarnya merasa bersalah karena sebelumnya sempat ragu akan kemampuan pemuda ini. Dia mempertaruhkan hartanya hanya untuk membayar rasa penyesalannya sebelumnya. Dan juga sebagai bukti akan kepercayaannya lagi.
Ko The terpaksa melakukannya karena di perintahkan bos nya. Dia memerintahkan anak buahnya untuk mengambil sebuah pedang.
Semua orang menahan diri untuk tidak banyak bicara. Mereka semua menantikan keajaiban di depan mata. Antara perkataan pemuda ini benar atau hanya omong kosong.
Tak lama pegawai Rumah Senjata berlari kecil membawa pedang yang di minta Ko The.
Orang pendek ini dengan bimbang melakukan sesuai yang di katakan Chen. Dia mulai memadukan di pedang di tangannya.
"Tunggu dulu Ko The." Chen menahan.
"Apa kau ingin menarik kembali ucapanmu?" Fang Han tampak tidak senang. "Kau pikir dirimu siapa ingin mempermainkan seorang penempa."
"Maafkan saya. Hanya saja peringkat Tuan Ko The berada di Peringkat Langit maka saya khawatir akan menghancurkan tempat ini. Jadi mohon untuk dikurangi kekuatannya."
"Anak Muda. Apakah kau pikir aku ini orang tua bodoh." Ko The juga sudah tidak tahan di permainkan. "Pedang ini hanya akan membara dan mengeluarkan api. Bukan menyemburkan api."
"Kalau begitu Tuan Ko The tolong arahkan ke tembok itu. Disana tidak ada barang apapun ataupun manusia. Untuk berjaga jaga." Chen menunjuk tembok di sudut yang tidak ada barang pajangan.
Dengan kesal Ko The membanting ke dua pedang ke lantai hingga berbunyi berisik.
"Aku akan membunuhmu." Ancamnya.
"Apa yang kau lakukan cebol." Bang Seok juga ikut emosi. Tidak pernah Ko The di panggilnya cebol kecuali jika dia sedang marah. "lakukan saja perintahnya."
Bang Seok mencoba melihat dari sudut pandang Youmei. Dia juga mencoba menanamkan keyakinan untuk kemampuan anak itu.
"Benar Tuan Ko The. Kau tidak perlu cemas karena semua orang ada disini menyaksikan. Nona Youmei pasti memberikan hasil kemenangannya." Han Song ikut bicara. "Aku juga percaya kalau yang dikatakan pemuda ini benar adanya. Hanya sayang saja tidak di ijinkan membuka pasar taruhan lagi "
Bang Seok jadi semakin yakin ketika melihat Han Song sangat menaruh kepercayaan juga kepada pemuda itu.
Ko The akhirnya mengambil kembali ke dua pedang tersebut. Dia menyatukan kedua pedang itu lalu di arahkan ke tembok sesuai permintaan Chen. Dia menutup mata sebentar melakukan konsentrasi. Ahli tempa ini yakin tidak akan terjadi apa apa maka dia akan menunjukkannya dengan kekuatan penuh. Lalu di buka kembali matanya.
Energi api telah di salurkan ke kedua tangannya menuju ke dua pedang tersebut. Kedua pedang itu pun mulai terbakar. Api nya mulai menggulung dengan cepat menutupi pedang. Gulungan itu semakin berputar kencang seolah ada angin beliung di keliling pedang. Angin yang bercampur api itu terus berputar hingga keluar dari Laras pedang menuju ke arah tembok. Ini terlihat seperti sebuah serangan.
Wuzzzhh...
Semburan api keluar dari kedua pedang tersebut menghajar tembok hingga...
Dhuarrrr...
Tembok itu meledak.pecahan batunya terberai ke berbagai arah. Semua para hali bela diri dapat melindungi diri mereka dengan menciptakan perisai. Tapi Chen yang tidak memiliki kemampuan membuat aura perisai di lindungi oleh Youmei.
Chen sekali lagi membuat keajaibannya. Semua orang kembali takjub di buatnya.
Ternyata benar campuran pedang itu menyebabkan perpaduan kimia mengakibatkan angin mendorong api dengan kuat hingga menghancurkan tembok.
Bang Seok pun mengangkat ke dua tangannya dengan mulut yang terbuka lebar. Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya. Mimiknya jelas terlihat senang melihat bukti dari perkataan Ye Shang, Seolah dia lupa kalau temboknya hancur atau mungkin dia tidak perduli dengan temboknya yang hancur. Harga sebuah keyakinan lebih besar dari kerugian yang terjadi.
"Sudah kukatakan tadi. Jangan dengan kekuatan penuh. Aku tidak bertanggung jawab atas kerusakan itu." Chen menghampiri Ko The dan mengambil kedua pedang ditangannya. "Benda ini bukan mainan anak kecil jadi sebaiknya aku amankan dulu sebelum terjadi yang lebih menakutkan " sindir pemuda itu.
Ko The melepaskan ke dua pedangnya langsung berlutut di hadapan Chen.
"Tuan Ye Shang. Maafkan aku yang telah meremehkan mu. Mataku semakin di celikkan bahwa kau bukan orang biasa. Ijinkan aku menjadi muridmu."
Semua orang juga tidak percaya dengan sikap Ko The yang meminta jadi muridnya seorang pemuda yang memiliki tangan halus. Seorang Penempa dengan gelar tingkat 3 hendak menjadi murid dari orang yang tidak memiliki gelar bahkan tidak berpengalaman dalam menempa.
"Jangan begitu Tuan Ko The. Aku hanya memiliki pengetahuan tapi tanganku belum pernah menempa." Apa yang di katakan Chen bukanlah kebohongan karena dalam hidupnya yang sekarang ini memang belum pernah menempa. Itulah sebabnya tangannya masih halus.
"Tidak. Yang di katakan Ko The tidak salah." Fang Han yang juga tercelik matanya kini harus mengakui kemampuan Chen. "Jika kau mau menyumbangkan sedikit pengetahuanmu, akupun ingin menjadi muridmu."
Fang Han juga berlutut.
"Sudahlah Tuan Tuan. Kita tidak perlu membahas hal ini. Saya juga masih memiliki Guru. Jadi saya tidak berkewajiban menerima murid." Chen menjadi serba salah. "Mari kita akhiri ini dan melanjutkannya ke kedai arak "
Chen melirik ke Youmei meminta dukungan.
"Oh .. Iya ... Benar. Ayo kita semua ke kedai." Ucap Youmei yang masih terguncang hatinya melihat keajaiban itu, akhirnya tersadar dan mengerti arti dari larikan itu. "Kita bicarakan hal lainnya di kedai saja."
"Yah. Tunggu apa lagi. Ayo kita berangkat " Han Song menyadari suasana canggung ini juga mulai melangkah keluar area.
Selanjutnya Ye Shang menjadi pembicaraan hangat dalam dalam perjalanan mereka ke kedai.
Bang Seok memerintahkan bawahannya untuk membereskan kotoran di Rumah Senjata kemudian dia tidak mau ketinggalan untuk terlibat dalam pertemuan di kedai.
Malaikat Pembunuh tidak tertarik dengan semuanya itu. Setelah meminta bagian kemenangannya, diapun meninggalkan keramaian.
--------