Ucapan Ali sama sekali tidak menyurutkan perasaan Brenda pada pria yang usianya jauh di atasnya itu.
Meski sudah memiliki anak gadis remaja. Ketampanan Ali sama sekali tidak pernah memudar. Hanya saja memang badannya biasa saja. Ketampanannya masih sangat berpotensi untuk menarik perhatian lawan jenis.
"Cari saja pelanggan lain, Mbak Brenda. Jangan saya," ucap Ali dengan bahasa yang lebih lembut.
Malam ini, ia sudah tak memiliki tenaga untuk berdebat dengan siap pun. Isi kepala saat ini hanyalah kekacauan.
"Gue bisa kasih gratis kalau loe mau," ucap Brenda.
Ali tersenyum. Kemudian menyesap kembali rokoknya. Ia menatap ke arah gadis itu.
"Maaf," ucap Ali. Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya. "Saya harus tidur. Nanti anak saya nyariin."
Ali bergegas masuk ke dalam kosan. Sementara Brenda masih termenung sendiri di depan kos Ali.