Sebuah deringan yang membuat benda persegi panjang itu bergetar membuatnya cukup kesal.
Sebuah panggilan dimana lelaki itu bingung mengangkat atau tidak, berbicara di depan istrinya sama saja bunuh diri.
"Serkan drop, dia dibawa ke ICU!" Jawab ibu Serkan.
Damar bergetar, mengepalkan tangannya. Ia menatap Kania yang sedang mengajak bicara bayinya, "tunggu, aku akan kesana!" Jawab Damar kemudian mematikan ponselnya.
Ia kembali menghampiri Kania. "Sayang, ada pekerjaan di kantor penting, boleh tidak aku pergi sebentar! Aku janji akan segera kembali."
Kania tersenyum, "tentu saja, hati-hati ya!" Jawab Kania.
Damar mengecup kening istrinya yang duduk di ranjang dengan memeluk Khaira.
Baru saja ia melangkahkan kaki, Kania memanggilnya. "Sayang!"
Damar menoleh.
"Sampai jumpa Papa, Khaira sayang Papa! Jangan pergi lama-lama ya," Kania menirukan suara seorang anak yang merengek sebari memegang tangan Khaira yang ia gerak-gerakan.