Aku tidak melihat Naoki makan. Laki-laki itu hanya melahap dua roti tawar yang dipadukan dengan selai cokelat. Sebenarnya ingin bertanya, tetapi sepertinya lebih baik aku diam saja.
Begitu makanan di hadapanku tidak tersisa lagi, aku pun segera bangkit dan membereskannya. Bibi Anzu lagi-lagi melarangku, tetapi seperti biasa ... aku tidak mendengarkan larangan itu.
"Sudah selesai? Mau berangkat sekrang?" tanya Naoki.
"Boleh. Aku ke atas dulu mengambil tas," jawabku. Laki-laki itu pun mengatakan akan menungguku di mobil. Dengan cepat aku mengambil tas sebelum membuat Naoki menunggu terlalu lama.
Kini kami sudah melangsungkan perjalanan menuju kantor. Tidak ada percakapan yang mengiringi perjalanan ini. Hanya suara Naoki bernyanyi yang sesekali terdengar di telingaku. Hahaha, aku tidak menyangka dia pandai bernyanyi.