Begitu tiba di depan kamar, direktur memintaku untuk membuka pintunya karena kedua tangan laki-laki ini sibuk memegang tas. Aku pun melakukan apa yang dimintanya. Saat pintu kamar sudah terbuka, betapa terkejutnya aku.
"Wah! A-apa ini benar-benar kamarku?" tanyaku sembari berputar dan menatap seluruh sudut ruangan ini secara bergantian.
"Iya. Sekarang ini kamarmu, jadi sudah didesain ulang untuk kamar perempuan. Apa kamu menyukainya?" tanya direktur. Aku pun mengangguk menjawab pertanyaannya itu. Tidak lupa ucapan terima kasih juga kulontarkan pada laki-laki tampan nan tinggi ini.
"Ya sudah, segera bersihkan diri dan pergi tidur. Jangan lupa habiskan susu yang dikirim Bibi Anzu nanti," ujar direktur. Dia sekali lagi mengusap kepalaku kemudian keluar dari kamar ini.
Tok ... tok ... tok ....
Suara Bibi Anzu terdengar mengiringi suara ketukan itu. Aku pun segera meminta wanita itu masuk. Dia memberiku segelas susu seperti yang direktur perintahkan tadi.