Andaikan saja aku lebih berani untuk memulai tindakan, sudah pasti waktu tak akan terlewati begitu saja. Sejak senja datang, yang ku lakukan hanyalah berbaring sambil mengamati lekat-lekat kertas di tanganku. Coretan langsung dari sangat sang malaikat, bahkan lipatan kertas acak tampak seperti masterpiece bagiku. Aku praktis seperti orang gila yang mendamba kehadiran pujangga hati namun tak berani melangkah maju untuk menyatakan perasaan.
Aku seorang pengecut yang hanya bisa memandangnya dari jauh, berharap dia mendekat, tetapi begitu sungguhan mendekat, aku malah lari tunggang langgang.