Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Apartemen Moon Elty Kota S
Lili menatap Ken dengan wajah kaget, apalagi kembali mendengar lanjutan kalimat dari si pria yang kini menarik punggungnya dari bersandar santai dan memajukan wajah ke arahnya.
"Aku ingin menciummu sebelum pulang dan anggap saja ini tanda kesepakatan kita dimulai. Bagaimana?"
"Tidak cukup dengan jabat tangan saja. Bukankah itu sama ya?" tanya Lili menawar dan sayangnya gelengan kepala cepat diterimanya sebagaimana jawaban ikut terdengar.
"Hn, beda dan aku inginnya menciummu dengan izin serta keikhlasanmu."
Kenapa harus bertanya sih, itu sangat memalukan asal kamu tahu bodoh. Lalu apa itu, izin dan keikhlasan sudah seperti remaja yang baru mulai pacaran saja, batin Lili merutuki Ken.
"Kamu menggelikan, Ken," dengkusnya.
"Hn."
Ck!
Lili berdecak dalam hati mendengar gumaman menyebalkan itu. "Ya sudah, cium dan setelahnya pulang," sahutnya sambil memasang wajah cuek.