Rara bangkit berdiri mengikuti perintah gurunya. Gadis tersebut kemudian duduk kembali di tempat semula.
Keempat orang itu merasakan kebahagiaan yang sama. Gubuk tua yang tadinya diliputi oleh rasa kesepian, sekarang secara tiba-tiba telah berubah menjadi ramai dan diselimuti oleh rasa kebahagiaan.
Mereka kemudian bercerita sekedar berbagi pengalamannya masing-masing. Hingga kentongan kedua, kesempatan orang tersebut baru bisa melaksanakan istirahat.
Pagi-pagi hari sekali, Raka Kamandaka dan Arya Saloka memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya kembali. Urusan yang lebih penting sudah menanti. Persoalan besar sudah di depan mata.
Sekarang kedua pendekar muda itu telah berada diluar. Malah sudah siap menaiki kudanya.
"Rara, kau jangan nakal ya. Ingat! Taati perintah gurumu," ujar Raka mengingatkan.
"Baik, Tuan. Aku pasti mengingat pesan, Tuan …"
"Bagus. Berlatihlah dengan tekun kalau kau mau menjadi seorang pendekar yang terkenal,"