Kentongan ketiga baru saja dibunyikan oleh para peronda. Udara semakin dingin menusuk tulang. Semilir angin berhembus memgibarkan pakaian Raka Kamandaka.
Keadaannya semakin lama semakin lemas. Dia benar-benar patut dikasihani. Raka mencoba memejamkan mata. Dia ingin tidur barang sebentar. Sekedar untuk melenyapkan perasaan lelah.
Tapi hal itu sepertinya tidak akan terjadi. Sebab sesuatu telah mengejutkan dirinya.
Wushh!!! Wushh!!! Wushh!!!
Tiga sosok manusia tiba-tiba sudah muncul di sekitar tempat persembunyiannya. Ketiganya mempunyai wajah sangar. Mereka merupakan dua pria dan satu wanita.
Pendekar Pedang Pencabut Nyawa tahu, bahwa saat ini di sana ada orang lain. Hanya saja pemuda itu memilih untuk tetap diam di tempatnya. Dia sedang menyembunyikan diri dari kejaran musuh.
Selain diam, memang apalagi yang sanggup dia lakukan? Melawan? Bukankah keadaannya saat ini, persis seperti manusia mati?
Dia memang hidup. Tapi hakikatnya seperti orang mati.