Wajah Pendekar Tangan Sakti seketika berubah pucat. Keringat dingin telah membasahi seluruh tubuhnya. Peluh sebesar biji kacang hijau turun satu per satu dari pelipis matanya.
Saat ini, kondisi Arya Saloka persis seperti seseorang yang hampir mampus. Dia terlihat tidak berdaya sama sekali.
Raka Kamandaka yang melihat hal ini langsung terkejut setengah mati. Tanpa dilihat lebih jelas pun, dirinya sudah tahu kalau jarum hitam itu pasti mengandung racun yang sangat ganas.
Jika bukan racun ganas, rasanya tidak mungkin seorang seperti Pendekar Tangan Sakti akan langsung mengalami perubahan kentara secepat kilat seperti itu.
"Apakah kau masih sanggup untuk bertahan lebih lama?" tanya Raka sambil memandangi Arya dengan tatapan penuh khawatir.
Arya Saloka tidak menjawab. Pemuda berjuluk Pendekar Tangan Sakti itu langsung duduk bersila lalu segera memejamkan matanya. Dia sedang menyalurkan tenaga dalam dan hawa murni ke seluruh tubuhnya.