"Lebih baik aku ke kamar Dion sekarang, lagi pulang ini sudah pukul dua belas malam, Inem pasti ingin kembali ke kamarnya, punya istri pun sama saja seperti tidak punya istri," Erlan beranjak dari tempat tidur besar itu, ia berjalan perlahan dan juga membuka pintu kamarnya, meninggalkan istrinya yang mungkin sudah terlelap atau belum ia tak peduli.
Seperti biasa Erlan selalu mengisi botol minumnya di saat dia tidur, karena ia sering terjaga malam karena kehausan, jadi tidak menyusahkan nya untuk ke dapur.
"Bi Inem," Erlan mendengar suara langkah kaki Inem yang mendekatinya saat ini.
"Eh Tuan sudah turun, Bibi mau ke kamar ya, nggak tahan di kamar Dion, dingin sekali, hidung Bibi udah mau mampet ini," Inem langsunh bergegas ke kamarnya dengan tubuh yang sedikit menggigil.
"Makasih ya Bi Inem," teriak Erlan kepada pembantunya itu ya sudah memasuki kamar.