Honey merasa sedikit was-was saat menginjakkan kakinya di kantor di keesokan harinya. Sudah sangat hapa dan terbiasa dengan kebiasaan Night yang suka muncul seenaknya, dia tahu kalau akan mudah bagi mahluk itu menemukannya. Sehingga dia harus selalu memasang waspada tingkat tinggi.
Entahlah. Honey benar-benar merasa tak yakin. Dilema lagi-lagi mengusiknya. Cinta dan logika benar-benar menyudutkannya hingga babak belur. Membuatnya merasa lelah dengan setiap hal yang harus dia putuskan di setiap menitnya.
'Tapi dia mungkin tidak akan nekat mendatangiku di kantor yang ramai oleh karyawan. Lagipula dia kini tak punya kemampuan membaca pikiran lagi. Sehingga dia tak akan semudah itu menemukanku.'
Honey akhirnya membulatkan tekadnya. Lalu lebih yakin saat memasuki bangunan perkantoran.