Jakarta, Rumah keluarga Jaya.
Indra Jaya baru saja menyelesaikan rapat dan melangkah ke halaman wanita tua itu dengan setelan jas. Wanita tua itu sedang makan malam.
"Bu." Indra Jaya menunduk, hormat. Wanita tua itu menunjuk ke kursi seberang dan berkata, "Ayo makan bersama."
Indra Jaya mengangguk, menarik kursi itu dan duduk, punggungnya tegak dan lurus, dan gaya serius prajurit itu tidak terhalang. Dia mengambil sumpit dan bertanya, "Mengapa Istana Kepresidenan negara K tiba-tiba ingin kita berkunjung?"
Wanita tua itu mengambil sayuran hijau dan meliriknya, "Untuk Moni."
Meskipun dia tidak terlalu memperhatikan hal-hal di Surabaya, namun ketenaran Moni sudah dimulai di seluruh lingkaran ibu kota. Tidak ada yang berani meremehkan gadis ini. Ketika Indra Jaya mendengar kata-kata itu, ada kilatan yang tidak dapat dipercaya di matanya, "Kenapa mereka ingin Keluarga Jaya berkunjung di Istana Kepresidenan?"