"Kamu kenapa?" gemasku lantaran dia malah tertawa geli seakan berhasil mempermainkan kakaknya ini.
"Nggak kenapa-kenapa, aku beneran males kerja. Lagian gajianku numpuk nggak guna karena tiap hari pun dapat uang dari papa dan kak Riki juga, kayaknya sih kakak ya yang minta? Padahal aku udah kerja loh harusnya nggak perlu karena biaya lahiran kakak saja butuh uang banyak nantu," tukas Refi.
Aku menggeleng. "Bukan, kalau yang tiap bulan itu memang uang bulanan yang khusus buat kamu kok. Kakak nggak pernah melarang karena sejak sebelum kami menikah pun kak Riki juga sering melakukannya bukan?" jelasku sesuai dengan faktanya karena memang setahuku ya seperti itu.