Apa mungkin aku salah?
Maksudku entah mengapa yang terlintas dalam benakku usai mendengar Rahmad ceramah adalah kemungkinan besar bahwa dia jatuh hati padaku. Tapi ... bukankah hal semacam ini konyol terjadi? Hey, dia ini Rahmad, Bung!
Dia sudah ada bersamaku sejak kak Riki mulai mengajukan permohonan dan deklarasi pacaran. Kalau saja orang yang mengatakan hal tadi adalah Fano, mung-kin aku akan percaya bahwa dia benar-benar jatuh hati padaku.
Namun tidak untuk Rahmad. Aku merasa bahwa ada yang aneh saja pada anak itu. Meskipun jatuhnya pun sama juga bahwa dia kemungkinan besar jatuh hati padaku.
"Padahal kalau dipikir-pikir mereka terlalu baik buat aku, kenapa malah suka? Harusnya mereka bisa mencari yang jauh lebih baik dari pada aku ini," gumamku sambil mencatat beberapa rumus yang terabaikan.