下載應用程式
47.91% Sebuah Kebohongan / Chapter 23: 23

章節 23: 23

***

Hikaru menutup matanya, merasakan ketenangan yang tidak dirasakannya selama ini. mungkin karena Hikaru sudah mengetahui alasannya, alasan dari semua kenangan ini. bahkan seseorang seperti kakak memiliki masa lalu yang terasa begitu menyakitkan.

Hikaru tidak mengetahuinya. bukan, Hikaru tidak mau tau. Hikaru selalu mengabaikannya, menganggap kalau kakaknya adalah sosok yang jahat.

bahkan sosok yang jahat memiliki alasan untuk melakukan kejahatannya.

Hikaru membuka matanya, mendapati kalau dia berada dalam mimpinya.

selalu gelap. lagi-lagi di ruangan ini.

Hikaru bisa melihat bayangan hitam yang lumayan besar menari-nari disana.

Hikaru tidak ketakutan, Hikaru merasakan kesedihan yang selama ini kakaknya rasakan dalam diam.

sosok itu berbalik dan tersenyum, senyuman yang membohongi semuanya. senyuman yang selalu di gunakan kakaknya untuk membuat suatu kebohongan yang menyakitkan.

dan semakin menyakiti dirinya sendiri.

kebohongan yang menyelamatkan kakaknya dari kebenaran yang terlalu kejam bagi dirinya sendiri.

mungkin dengan kebohongan itulah kakak selama ini terus bertahan, dan lama kelamaan semua kebohongan itu malah menghancurkan dirinya sendiri.

Hikaru ingat, bahwa dulunya Hikaru sering mendengarkan suara pukulan dari ruangan lain, saat Hikaru tertidur. saat Hikaru masih sangat kecil, Hikaru tidak bisa melihatnya Karena ruangan itu terus terkunci. dan ruangan itu, adalah ruangan kerja ayahnya, saat keluar suatu hari itu. Hikaru bisa melihatnya, bahwa kakaknya keluar dengan pakaian yang berantakan.

saat Hikaru mendekatinya, kakaknya hanya tersenyum dan mengusap kepala nya, kebohongan yang menyakitkan.

semuanya terus terjadi hingga Hikaru beranjak dewasa, senyuman yang lama kelamaan semakin menyedihkan.

dan entah sejak kapan kakaknya tidak pernah lagi mengelus kepalanya.

Hikaru terlalu tidak peduli dengan semuanya, terlalu tidak ingin tau dan malah mengabaikan semuanya.

Hikaru tidak tau...bahwa kakaknya menginginkan seseorang melihatnya, namun tidak ada yang melihatnya.

kakaknya selalu sendirian.

bayangan hitam itu mendekat, sambil menari-nari dengan siletan yang ada di tangannya, ini hanyalah gambaran dari trauma yang dibuat oleh Hikaru, karena bagi Hikaru, kakaknya adalah iblis yang membuat kenangan menyakitkan bagi nya, dia mendekati Hikaru, Hikaru memegangi tangannya, Hikaru pelan menengadah dan tersenyum tipis.

"Kakak..sudah.. cukup kak.." seru Hikaru, bayangan hitam itu terhenti, dan hanya ada bunyi aliran darah terdengar.

"Sudah cukup...kakak tidak perlu lagi seperti ini...aku melihatnya kak.." seru Hikaru. bayangan hitam itu terhenti, dan mendadak semua ruangan berwarna kembali. ruangan yang sebelumnya hanya gelap dan mengerikan, kini sudah berubah menjadi kamar yang biasa.

lembaran piagam dan penghargaan dimana mana, dan lemari tempat dimana Hikaru merasa kalau itu adalah tempat yang sangat mengerikan.

Hikaru bisa melihat kakaknya yang bersembunyi disana, sendirian dan menatap kosong pada hamparan kertas kertas yang dirasa tidak berharga.

Hikaru bisa melihat bahwa kakaknya dengan rambut hitam berantakan, dan perlahan menyandarkan dirinya disana, menginginkan seseorang untuk berada disana. Hikaru bisa melihat kakaknya yang semakin tidak tahan , dan mulai mengambil silet disana. namun setiap kali silet itu mengenai tangannya, kakak selalu berteriak tertahan. dan terdiam lagi dalam kesunyian malam, malam yang terasa begitu dingin. bukan untuk Hikaru, melainkan untuk kakaknya.

karena kakaknya akan terus mengingat tentang kebohongan yang dilakukannya.

darah membasahi lantai, dan seluruh piagam yang di terimanya, kakaknya yang selalu merasakan kesakitan, dan kenangan terganti lagi saat kakaknya bersandar di pintu, dengan wajahnya yang semakin memucat. saat melihat Hikaru yang masih kecil berdiri di depannya, kakaknya hanya tersenyum dan mengelus kepalanya dan beranjak dari sana, masuk ke dalam kamarnya.

dan ekspresi nya langsung memudar.

bahkan untuk sekedar tersenyum rasanya begitu menyakitkan, Hikaru yang kesakitan disana. mungkin karena Hikaru hanya melihatnya sedikit, matanya yang rabun karena darah, elusan hangat di kepalanya, mungkin hanya halusinasi menurut Hikaru.

namun Hikaru tau itu adalah kakaknya.

kakaknya yang merasa bersalah padanya, gumaman maaf pelan yang tidak terdengar sebelum Hikaru bisa merasakan dirinya pingsan disana.

Hikaru tidak menyadarinya.

Hikaru melihat ke arah depan, dimana kakaknya menampakkan wajah yang pucat. wajah yang mungkin tidak bisa lagi membentuk sebuah senyuman.

wajah yang menahan penderitaan.

"Maaf...Hikaru.." gumam suara itu. Hikaru tidak pernah sekalipun mencoba untuk mendengarkannya, dan selalu berusaha bersembunyi dari kakaknya.

Hikaru mengenggam tangan kakaknya yang memegangi siletan itu.

"kakak... tidak apa-apa, kakak sudah lama menderita. aku tau kalau kakak masih sangat menyayangi ku, setidaknya aku ingin kakak bahagia.." seru Hikaru seraya tersenyum lebar.

"terimakasih" seru kakaknya seraya membentuk senyuman. mungkin senyuman itulah yang diharapkan Hikaru, senyuman tulus dari kakaknya. dari wajahnya yang tidak pernah sekalipun tersenyum, setidaknya Hikaru ingin melihatnya berbahagia.

sedikit saja.

Hikaru tersenyum sebelum semuanya berubah menjadi putih, dan Hikaru bisa mendapatkan dirinya terbangun.

Hikaru berhasil menyelesaikannya.

Hikaru memiringkan wajahnya melihat kearah jendela dengan senyuman.

"semoga kau mendapatkan kebahagiaan kak, senyuman mu terlihat begitu tampan untukmu.."

bahkan lebih tampan dari Hikaru.

tentu saja soalnya dia adalah kakaknya.

Saudara Hikaru.

***


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C23
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄