"Dia belum hamil lagi?"
"Masih bisa hamil gak kira-kira?"
"Salah, Oppa sendiri ambil mantu yang tidak jelas asalnya."
"Apa tidak suruh, Chan cari istri baru saja? Ini sudah berapa tahun pernikahan mereka."
Hujatan-hujatan yang banyak Rindi dengar atas kondisinya pun di telan bulat-bulat oleh Rindi. Ini sudah biasa baginya, mendengar celotehan random dan bahkan sindiran untuk dirinya pun. Malam ini justru hujatan yang Rindi dengar, ingin menangis rasanya. Tapi memang kenyataannya begitu, dan Rindi tidak bisa apa-apa.
Rindi memotong buah dengan tangan gemetar. Dia sedang manahan air matanya supaya tidak menetes sekarang. Bagaimana reaksi keluarga besar Ayah mertuanya kalau sampai tahu Rindi menangis. Ibu Stefano yang baru masuk ke dapur membawa segelas teh herbal hangat untuk Rindi.
"Minum dulu! Itu buahnya sudah cukup banyak, Sayang," ucap Ibu Stefano menyodorkan segelas teh itu.