Rindi meminum es kopinya dengan pandangan kosong. Entah sudah keberapa kalinya Rindi menghela napas. Nana dan Jipyong yang duduk di hadapan Rindi mengerutkan kening bersamaan.
Tidak biasanya Rindi minum es kopi, itu justru minuman kesukaan Stefano. Rindi lebih suka minum teh panas biasanya.
"Kau tidak apa-apa minum kopi?" Tanya Nana sedikit khawatir.
Rindi memandang sekilas gelas cup yang Dia pegang kemudian memandang Nana. Kepalanya menggeleng kemudian bibirnya tersenyum tipis.
"Kau pasti sedang memikirkan, Stefano Hyung kan? Sedari tadi Kau menghela napas berkali-kali," ujar Jipyong menimpali pembicaraan Rindi dan Nana.
Sekarang kedua perempuan itu memandang ke arah Jipyong dengan kening mengkerut.
"Proyek yang benar-benar, Stefano Hyung inginkan tidak boleh ada campur tangan darinya," sambung Jipyong tanpa di tanya.
"Dia benar-benar mencintai musik, menjadi produser musik itu benar-benar mimpinya. Sekarang semua itu harus di batasi akibat rumor yang menyebar."