"Mungkinkah Juna sudah berangkat ke sekolah, Paman?" Yudha menebak.
"Entahlah, aku juga merasa bingung, Yudha. Juna tidak pernah tidak pulang seperti saat ini," ucap Hilal. "Oh iya, apakah Juna dekat dengan teman sekelasnya yang lain selain kamu, Yudh?"
"Tidak ada, Paman. Temannya Juna itu cuma Yudha aja, Paman. Kalau Yudha tidak mengajak Juna untuk berteman pun, pasti Juna hingga saat ini tidak memiliki teman, Paman. Dia 'kan anaknya introvert."
Hilal mendengar penuturan Yudha. Saking bingungnya memikirkan Arjuna, Hilal sampai tidak sadar jika Yudha juga memiliki luka lebam sama parahnya dengan Arjuna.
"Oh iya, kau mendapatkan luka lebam itu dari mana, Yudh?"
"Sebentar, Paman!" Yudha berseru untuk mengalihkan perhatian Hilal. Yudha bersikap sok sibuk dan merogoh ponsel yang berada di saku celananya. Digesernya layar ponsel itu untuk mencari kontak yang diberi nama 'Rafael'.
"Aku akan menanyakan ke salah satu teman kami dulu, Paman. Siapa tahu Juna sudah berangkat ke sekolah."