© WebNovel
"Nona Mo, hasil pemeriksaan telah keluar... Sangat disayangkan..."
"Ada tumor ganas di kepalamu dan sudah stadium lanjut, sel kankernya sudah mulai menyebar..."
"Kamu masih punya waktu hidup paling lama tiga bulan. Semua perawatan sudah tidak ada gunanya lagi, lebih baik kamu menghabiskan sisa waktumu dengan baik. Cobalah yang terbaik... Membuat hidup bebas dari penyesalan..."
Perkataan dokter itu masih terngiang di telinga Mo Yangyang lagi dan lagi, seperti kutukan yang diucapkan oleh seorang penyihir. Perkataan itu seolah berubah menjadi tali yang melilit di lehernya, semakin lama terasa semakin kencang dan membuatnya kesusahan untuk bernapas.
Mo Yangyang berjalan keluar dari rumah sakit. Sesampainya di luar ia mendongak untuk menatap langit, kebetulan hari ini matahari begitu terik.
Bahkan Mo Yangyang tidak ingat sudah berapa lama ia tidak pernah melihat langit dengan cerah dan merasakan hangatnya mentari seperti ini. Langit yang biru membentang luas di atas kepalanya, ia melihat ke atas lagi dan lagi, seolah masih belum puas untuk menikmati keindahannya.
Namun tiba-tiba penglihatan Mo Yangyang berangsur-angsur kabur. Tanpa disadari air matanya tiba-tiba mengalir, kemudian ia pun mengangkat tangannya dan menyeka air mata yang membasahi wajahnya.
Dalam hidupnya, Mo Yangyang seolah mempunyai mimpi buruk tanpa akhir. Masalah selalu datang lagi dan lagi, dunianya, martabatnya, hidupnya terpecah belah seperti kaca yang sudah pecah.
Mo Yangyang mengira dirinya sudah cukup sial saat mengetahui, Orang tua yang selama 20 tahun ia panggil Ayah dan Ibu ternyata bukanlah orang tua kandungnya. Dan rumah tempat ia tinggal selama 20 tahun itu ternyata bukanlah rumahnya.
Namun, hari ini Mo Yangyang baru mengerti. Ternyata, tidak ada batasan keputusasaan yang diberikan kehidupan pada setiap orang.
Mo Yangyang tidak tahu sudah berapa lama ia melamun. Saat ia kembali tersadar, ia sudah berdiri di gerbang utama perumahan Yu Chao Yuan, tempat ia dulu tinggal.
Bibir Mo Yangyang tiba-tiba bergetar. Ternyata saat berada dalam keadaan yang sangat hancur seperti ini, tanpa ia sadari hati kecilnya mengatakan ingin mencari orang tuanya. Namun saat itu Mo Yangyang telah diusir, dan kini ia sudah tidak memiliki orang tua lagi.
Mo Yangyang berusaha mengumpulkan keberanian untuk kembali ke rumah itu, tapi pada akhirnya ia tidak pernah berani melangkah kembali sana.
Seminggu yang lalu, Mo Yangyang masih membuat iri anggota keluarga Mo yang lain. Pada saat pesta ulang tahunnya yang ke 20 tahun, ia mengundang banyak orang terkenal di Kota Xia. Awalnya Mo Yangyang mengira bahwa pesta itu hanya ditujukan padanya, tapi ia tidak menduga bahwa ternyata pesta itu adalah neraka baginya.
Pesta itu seolah memukulinya sampai babak belur, martabat dan harga dirinya diinjak-injak dan benar-benar membuatnya hancur.
Nyonya Mo seolah memberikan tamparan yang keras untuk Mo Yangyang hingga membuat dunianya hancur. Saat itu Nyonya Mo memberitahu Mo Yangyang bahwa ia bukanlah Nona keluarga Mo.
He Shixuan yang merupakan sahabat Mo Yangyang di sekolah selama dua tahun, ternyata ia adalah putri kandung keluarga Mo. Sedangkan Mo Yangyang adalah anak haram yang tidak diketahui siapa orang tuanya.
Semua orang menuduh Mo Yangyang mencuri kebahagiaan He Shixuan. Ia dianggap sebagai serigala bermata putih (Sebutan untuk orang yang tidak tahu berterima kasih) dan juga tidak tahu apa itu bersyukur. Bahkan Mo Yangyang juga dituduh ingin mencelakai sang pewaris keluarga Mo yang sebenarnya.
Saat itu Mo Yangyang tidak punya kesempatan untuk mengatakan sepatah kata pun, dan ia sudah diusir begitu saja. Dan kenangan terakhir Mo Yangyang dari keluarga Mo adalah senyum He Shixuan yang dingin dan aneh.
Sejak hari itulah Mo Yangyang menjadi putri angkat yang jahat dan tidak tahu berterima kasih di mata orang lain. Sedangkan He Shixuan adalah mutiara yang masih murni dan indah yang telah mengalami banyak penderitaan.
Orang-orang hanya mau mempercayai apa yang ingin mereka percayai, dan tidak mementingkan kenyataan yang sebenarnya. Faktanya adalah bahwa Mo Yangyang seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Bahkan sebelum ia tahu apa yang terjadi, namanya sudah terkenal karena hal buruk.
Tiba-tiba, punggung Mo Yangyang didorong dengan keras oleh seseorang dari belakangnya. Karena kehilangan keseimbangan ia pun terjatuh, siku serta lututnya terbentur tanah dengan keras. Rasa sakit yang parah membuatnya gemetar kesakitan!
"Oh, aku kira siapa orang ini? Ternyata dia si serigala bermata putih yang diusir oleh keluarga Mo. Apa kamu tidak bisa hidup di jalanan sana? Jadi kamu ingin kembali bersandar di keluarga Mo, ya? Sayang sekali... Jalang yang kejam sepertimu tidak boleh masuk ke rumah keluarga Mo."
-
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.