Di markas tercinta.
Raj kini sudah berada di markasnya, duduk di atas kursi kayu yang kokoh. Dia sungguh-sungguh kesal sekarang, sampai-sampai tangannya mengepal erat. Kepalan tangannya itu dibuat untuk memukul-mukuli meja yang ada di sampingnya. Menjadikan punggung tangannya sedikit terluka karena sangat keras pukulan itu.
"Ehhh ada apa, Raj? Apa karena Ravia? Sudah selesai kah permasalahan kalian yang tadi? Atau malah semakin berlarut masalahnya?" berondong pertanyaan Terry ketika masuk ke dalam ruangan Raj, melihat wajah Raj yang suram seperti itu juga tangannya yang terluka seperti itu.
Namun, Raj yang malas untuk menanggapi apapun itu, dia hanya tetap diam dan sesekali menatapi Terry, menandakan Terry harus diam. Terry yang mengerti dia mengangguk dan tak akan bertanya lagi. Raj seperti itu memang lagi mencoba menenangkan dirinya terlebiu dahulu.