下載應用程式
6.89% Pernikahan Tragis Bos Mafia / Chapter 18: Tidak Disebut Kencan

章節 18: Tidak Disebut Kencan

Raj kini sudah berjalan ke arah di mana motornya di parkirkan, ia pun menaiki motor MOG itu dan mengendainya, ke arah cafe yang sudah dituju. Mengendarainya dengan sangat cepat. Lewat jalan tikus sesuai yang sudah dipikirkan sebelumnya, agar tidak ada kemacetan dan terhalang oleh macet tersebut. Dia hanya menatapi jalan saja, tanpa melihat ke arah belakang yang ternyata dibuntuti oleh Terry. Terry khawatir kepada Raj, jadinya dia akan menjaga Raj di manapun dia berada, meskipun bela dirinya masih hebat Raj, tapi Terry juga tak jauh berbeda darinya karena memang keduanya belajar bersama dalam satu latihan dan guru yang sama.

Lagian semua tugas perintah dari Raj sudah Terry serahkan kepada Tebra, tangan kanannya itu, juga Edwin yang siap membantunya, mereka berbondong-bondong menyetujui perintah Terry, karena bagi mereka ucapan Terry sungguh masuk akal, lagian itu juga untuk melindungi bosnya, jadi mereka sangat patuh dan tak memprotes Terry sedikit pun.

Raj yang merasa ada yang membuntutinya, ia hanya sesekali melirik lalu berceloteh dan sedikit menyangkalnya. "Kok seperti ada yang mengikutiku, apa iya? Apa hanya perasaanku saja? Dan kebetulan orang yang di belakangku adalah orang yang mau lewat? Mungkin iya seperti itu, aku benar-benar GR saja. Jangan GR Raj."

Ia melihati jam yang ada di monitor motornya yang ternyata masih 15 menit lagi untuk sampai ke sana, pastinya dia akan sampai dengan cepat, ia mengira akan telat, tapi akhirnya Raj lah yang datang duluan pastinya dari pada Yelin itu. Meskipun Yelin rumahnya dekat dengan kampus dan cafe itu, tapi dia saja masih berpoles-poles diri, juga berfikir cara yang jitu untuk meminta izin ibunya itu, jelas dia akan telat untuk menemui Raj itu.

***

Di rumah Yelin.

Yelin sudah bersiap, memakai baju kaos merah yang ada coraknya salur putih bergaris horizontal, tak lupa rok mini yang berwarna merah muda dengan panjang selutut. Rambutnya digerai. Namun, ada sedikit kepangan kecil yang dibuat bando memanjang di atas kepalanya, itu membuat dia semakin menawan karena terlihat seperti princes, apalagi antingnya panjang dan menyilaukan. Meskipun itu bukan anting emas, hanya anting murahan mainan, tapi anting itu menyerupai emas, jadi begitulah Yelin yang suka mengoleksi barang yang tidak emas, karena katanya kalau dia memakai yang emas rasanya gatal, jadi ibunya enak tidak pernah membelikan Yelin emas atau apapun itu, menurutnya Yelin alergi terhadap accesoris yang berbau emas.

Dia terbelalak melihati jam yang ternyata sudah kurang 15 menit itu sudah menunjukkan pukul 7. Wajahnya gusar, terus berfikir untuk meminta izin kepada ibunya. Gara-gara wajahnya yang seperti itu, dia menjadi jelek ketika menatapi cerminnya, lalu Yelin mencoba tersenyum dan berniat untuk keluar menemui ibunya. Karena ternyata Raj sudah mengechatnya kalau dia sudah sampai.

"Astagaaaa aku harus segera bergegas, takutnya kalau kelamaan Raj akan tidak sabaran dan pulang meninggalkanku, aku tidak mau dandananku sia-sia, ini menurutku adalah kencan yang luar biasa, meskipun tidak disebut kencan resmi, tapi entahlah yang penting bertemu, Raj, itu sudah sangat membuatku senang," ucap Yelin. Yang sudah berjalan ke arah luar tanpa alas kaki. Dia masih belum berani mengambil sandalnya yang ada di rak kamarnya itu, karena menurut Yelin izin dulu lebih penting, dari pada mengurusi sandalnya itu, sampai-sampai Yelin menggenggam ponselnya agar tak gemetaran melihat ibunya, dia menggenggam ponselnya itu untuk menahan rasa itu. Biasanya dia seperti itu, kalau takut kepada apapun pastinya akan menggenggam barang-barang yang bisa digenggamnya.

Yelin tersenyum bingung, ketika melihat ibunya yang sibuk di dapur memindai bahan-bahan makanan dan bahan untuk jualannya besok. Lalu Yelin pun berdehem ketika sudah ada di tengah-tengah pintu dapurnya.

"Ibuuuu, bolehkah Yelin meminta izin keluar? Yelin mau berpesta, akan menghadiri ulang tahun teman, bolehkah?" tanya Yelin dengan masih sesekali berdehem, untuk mengatur suaranya yang hampir tak mau keluar karena takut untuk izin itu.

Ibu Yola yang mendengar itu, beliau menoleh ke arah anaknya. Melihati anaknya dari puncak kepala sampai ujung kakinya, ketika tau kalau Yelin sungguh sangatlah cantik ibunya tersenyum dan berjalan untuk mendekati anaknya itu. Sesekali ibu Yola menghirup aroma wangi Yelin yang semerbak bunga mawar yang harum itu, beliau terus mencium ketika sudah didekat Yelin.

"Pesta? Benarkah? Kenapa kamu tidak pernah bercerita kepada, Mama sebelumnya? Coba perlihatkan undangannya," balas ibu Yola yang kini sudah menatapi Yelin dengan seksama, kedua mata yang bulat dan lebar itu terus bertukar pandangan dengan mata Yelin yang berwarna coklat yang agak sipit. Ibu dan anak itu tidak seberapa mirip karena Yelin sungguh mirip dengan ayahnya yang sunguh tampan itu.

Untung saja tadi Yelin sudah berencana dan sekongkol kepada temannya, jadinya dia bisa memperlihatkan undangan palsu untuk ibunya. "Ini, Bu ... sekarang zaman undangannya online, Ibu sangat tidak percaya sekali kepada Yelin huh, menyebalkan!" Yelin sudah melipat kedua tangannya di dada, berpura-pura merajuk dan kini sudah melengos dari pandangan ibunya.

Ibu Yola hanya bisa tersenyum dan bernafas lega ketika ternyata anaknya itu tidak membohonginya, jadinya kini dia percaya kepada anak si mata wayangnya itu.

"Haha iya, maafkan Ibu, Sayang, ya sudah Ibu percaya kok, kamu segera berangkat deh, nanti kamu telat, undangannya juga jam 7 gitu, yang penting pulang jangan malam-malam ya ... ok, Baby," pesan ibu Yola kepada Yelin yang langsung meraih Yelin dan merengkuhnya.

Yelin terharu dan sampai-sampai air matanya menetes dengan sendirinya setelah itu diusapnya dengan lembut karena dia tidak mau merusak make-upnya. Yelin pun membatin. 'Maafkan Yelin, Ibu, Yelin sudah berbohong kepada Ibu. Yelin belum siap untuk bercerita kepada Ibu, karena semua ini belum pasti, nanti kalau sudah pasti pastinya Yelin akan bercerita.'

Yelin pun kini melepaskan rengkuhan ibunya, setelah itu menatapinya kembali. "Apa Yelin sudah sangat cantik, Ibu?" tanya Yelin.

"Sangat cantik, Sayang, pastinya nanti para lelaki banyak yang terpincut olehmu haha. Ya sudah hati-hati." balas ibu Yola dengan menyodorkan tangannya. Yelin pun langsung meraih tangan itu dan mengecupnya lama.

"Kalau begitu, Yelin berangkat, Ibu, Yelin naik taksi saja, masih ada kok uang Yelin, jangan khawatir hehe. Assalamu'alaikum," pamit Yelin sembari melambaikan tangannya.

"Waalaikumsalam, Nak."

Kini Yelin yang sudah ada di luar rumahnya dia tersenyum senang seraya tangannya mengepal ke atas dan diayunkannya tanda berhasil mendapatkan izin dari ibunya. Lalu dia bergegas ke arah cafe itu dengan berlarian. Tak lupa dia dengan membawa tas kecilnya yang sudah melekat di bahunya itu, sandalnya pun langsung diambil dengan sembarang saja. Sepertinya Yelin lupa untuk membawa sandal high heels sesuai rencananya tadi karena sandal itu berada di kamarnya, jadi dia hanya membawa sandal sembarangan yang berada di depan rumahnya.

"Astaaaa aku telaaat, gawat."


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C18
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄