"Ini rumah lu?"
"Iya. Kenapa? Lu mau hina gua? Ga apa-apa. Hina aja gua. Gua udah biasa kok?"
"Maksudnya udah biasa gimana?"
"Ya gua udah biasa di hina. Gua selalu di hina dan di rendahkan sama banyak orang cuma karena gua itu miskin. Gua itu ga kaya seperti orang yang lainnya. Termasuk lu. Jadi kalo lu mau hina gua sekarang, ga apa-apa kok. Gua siap terimanya."
"Ngapain juga gua harus hina lu. Berteman itu bukan cuma mandang dia itu anak orang kaya atau bukan. Yang penting baik. Tapi kayanya lu juga ga baik ya, haha."
"Sialan."
"Haha, becanda. Yaudah kalo gitu gua balik dulu ya. Besok pagi gua jemput lu ke sekolah."
"Eh, ngapain. Ga usah."
"Udah ga usah banyak protes. Besok siap-siap aja pagi. Gua bakalan jemput lu. Bye."
"Tapi... Woy."
Belum sempat Lia selesai berbicara, Rian sudah pergi meninggalkannya. Dan sepertian Rian sungguh-sungguh akan menjemput Lia besok di rumahnya.