Dan di sisi Nada yang melihat itu dari kejauhan, ia membelalakkan kedua matanya, buru-buru beranjak dari duduknya di lantai dan langsung berlari ke kamar ayahnya untuk menuju ke pintu rahasia yang beberapa saat lalu ia gunakkan. Jangan hal yang mengancam Alex datang untuk kedua kalinya.
Nada takut, Nada takut kalau Bela akan menyakiti Alex lagi. Jika hal itu terjadi, mungkin tidak akan ada lagi permaafan untuk Bela karena telah menyakiti laki-laki terbaik ketiga di dalam hidupnya setelah sang ayah dan Varo.
"Aku tidak akan membiarkan mu di ambil alih oleh Bela, Alex."
…
"TIDAKKKKKKKKKKKKKKK!"
Bela menolehkan kepala ke sumber jeritan, dan ia melihat Nada yang masuk ke kamar ini dari pintu kecil yang muat untuk ukuran tubuh mungil perempuan satu itu.
Sedangkan Nada? Kini ia langsung membungkam mulutnya, bahkan tubuhnya seolah membeku karena melihat apa yang tersaji di depannya.
"Kenapa? Jangan berisik, Nada. Kau selalu berisik, dimana pun dan kapan pun."