Tidak bisa dipungkiri jika kekayaan Arseno melebihi rata-rata orang di negara itu. Hal itu yang membuat Arseno tidak pernah memikirkan soal uang jika ingin membeli sesuatu.
Tapi, tidak bagi Jingga. Membeli sesuatu harus di perhitungkan dengan baik tentang pengeluarannya.
Arseno yang memesan enam cake sudah termasuk banyak sekali bagi Jingga. Biasanya Jingga hanya membeli dua cake. Itupun membelinya di tempat jualan cake yang harganya lumayan murah.
Namun, Jingga menyadari jika suaminya ini sangat banyak uangnya. Hingga, dirinya berusaha untuk memakluminya.
"Mas, kau belebihan. Kenapa memesan cake sebanyak itu? Siapa yang mau menghabiskannya?" tanya Jingga langsung.
"Kamu, anak panti, Bu Dwi dan Bu Sri. Bukankah orang di panti itu sangat banyak? Kalau beli sedikit, nanti kalau kurang bagaimana?"
"Mas, orang panti tidak sebanyak itu. Beli dua atau tiga pun sudah cukup."