下載應用程式
56.25% HOTEL THE LUNA / Chapter 9: Bertemu Para Tamu Hotel 2

章節 9: Bertemu Para Tamu Hotel 2

Sementara itu, di suatu tempat sebuah lahan kosong. Dua buah mobil terparkir disana, kekuarlah pemilik mobil dari masing-masing kendaraan mahal itu. Dua lelaki paruh baya yang satu bertubuh gempal dan lainnya tampak gagah dengan tubuh atletis.

"Ridwan kamu mau bermain-main dengaku rupanya !" si gempal sangat marah.

"Apa maksudmu Sapto !" jawab lelaki yang bernama Ridwan dan bertubuh tegap.

"Apa lagi kalau lahan kelapa sawit! kamu seenaknya menyerobot punya lahan orang !" Sapto nama lelaki bertubuh gempal marah sambil menunjuk lelaki di depannya.

"Oh ya, kamu juga melakukan hal sama menjegal perusahaanku untuk pertambangan !" Ridwan tak mau kalah.

"Semua juga tahu reputasi perusahaanmu Ridwan! tak pernah memenuhi perjanjian tak heran kamu tak disukai oleh orang lain! dan sekarang pun kamu melakukan hal sama terhadap lahanku! kamu tahu siapa aku ?" tanyanya dengan sinis.

"Tentu saja Sapto, mafia perkebunan kelapa sawit! yang sengaja membakar lahan sehingga terjadi kebakaran tiap tahun di Sumatera dan Kalimantan !" jawabnya.

"Kurang ajar kamu Ridwan! sok suci padahal kamu penipu dan selalu bermain curang dalam setiap tender dengan perusahaan pemerintah dan melakukan korupsi milyaran !" ucapnya marah tak terima.

"Lalu kamu mau apa Sapto, kamu mau tanahmu silahkan ambil tapi kamu harus membelinya dari aku !" Ridwan tertawa.

"Sombong sekali kamu Ridwan ! awas saja akan ada akibatnya bila bermain denganku !" tiba-tiba dari mobil keluar 4 orang bertubuh kekar dan menyerang lelaki bernama Ridwan tanpa ampun memukulinya hingga babak belur.

"Itu pelajaran buatmu Ridwan !" dia tersenyum penuh kemenangan, tapi tiba-tiba sesuatu terjadi.

Tiga lelaki bertubuh kekar tubuhnya itu tiba-tiba mengejang dan matanya melotot tapi anehnya tidak ada seorang pun tapi nampak mereka kaku seperti ada melakukan sesuatu tak kasat mata yang berbuat sesuatu. Satu hal lagi tubuh yang penuh luka karena dipukuli menghilang begitu saja lelaki yang bernama Ridwan menyeringai bangun dan berdiri menakutkan! perlahan wajahnya berubah tumbuh tanduk di kedua kepalanya dan giginya bertaring !

Lelaki bertubuh gempal terkejut, tubuhnya bergetar ketakutan dan dia kemudian mengeluarkan sebuah pistol dari saku jasnya.

"Siapa kamu sebenarnya !" teriaknya, Ridwan hanya menyeringai dan berjalan mendekat.

"Dor !" satu kali tembakan terdengar dan mengenai tubuh Ridwan tapi anehnya luka tembak menutup kembali bahkan pelurunya keluar lagi.

"Dor ... dor ... dor !" Sapto terus menembak tapi tubuh di depannya tidak jatuh atau mati, sebuah tangan dengan kuku jari panjang mencekram lehernya dan kemudian di angkatnya.

"Arrgh ...arrgh !" dia meronta tapi mulutnya tidak bisa bersuara karena tercekik tak lama terdiam dengan mata melotot, tubuh itu di lepaskan dan jatuh ketanah.

"Kalian jangan main-main denganku !" ujarnya dengan sinis, tiba-tiba keempat tubuh itu terbakar dengan sendirinya.

"Salan, tubuhku belum pulih! tunggu saja kamu Andrian! akan ku rebut semuanya! dasar anak bau kencur yang dipilih si kakek kurang ajar !" tangannya terkepal erat. Kakek itu telah melukainya dengan sangat parah untungnya ilmunya tidak hilang. Dia masuk ke mobil dan meninggalkan yang terjadi barusan ...

----------------------

Gue akhirnya melayani para tamu hotel, lagi-lagi pengalaman sebagai pelayan Cafe sangat berguna, memang ada yang membantu tapi mereka mahluk astral yang bertugas mengantar tamu ke kamar atau menjadi pelayan melayani dan memberikan minuman. Mereka tidak bicara hanya menjalankan tugas. Sedang gue dan Amelia bertugas di front office.

Entah bagaimana satu persatu tubuh asli para tamu terlihat nyata di depanku. banyak yang mengerikan dan aneh tapi itu hanya sekilas saja. Mahluk itu ada berupa binatang dan biasa tapi dengan aneka rupa bentuknya. Anehnya gue malah biasa dan tidak takut, justru dengan tenang melayaninya.

"Bagaimana tuan muda ?" tanya Amelia.

"Sangat menyenangkan ternyata! aku pernah bekerja di Cafe jadi tahu bagaimana melayani tamu !" jawab gue.

"Oh itu hebat tuan muda !" dia memuji gue.

"Selamat datang di Hotel The Luna! bisa saya bantu ?" tanya gue ramah kepada seorang wanita cantik tapi dalam aslinya hanya tinggal tulang belulang,

"Baik berapa lama anda akan menginap ?" tanya gue.

"Oke, ini kuncinya !" dan gue memberi tanda ke petugas antar agar mengantar ke kamar.

"Ada ... yang bisa saya ... bantu !" gue tertegun karena tubuhnya tinggi hampir menyentuh plafon hotel, mirip kakek. tubuhnya besar !

Begitulah satu persatu para tamu hotel mulai sudah masuk ke kamar, tapi ada sebagian yang merepotkan dan itu urusan Amelia dan berhasil mengusirnya.

"Kelompok hitam selalu saja membuat masalah !" ujarnya setelah kejadian itu. Gue terdiam dan teringat paman yang di bicarakan kakek.

"Amelia kamu tahu, siapa paman aku itu ?" tanya gue, Amelia mengerti apa yang di maksud dari pertanyaan gue, kini kita sedang bersantai sambil menikmati minuman di bar hotel.

"Baiklah, kakekmu mempunyai anak kembar sebenarnya yaitu ayahmu dan pamanmu !" gue tertegun dan baru tahu.

"Walau kembar mereka berbeda, bagai bumi dan langit padahal identik! anda jangan salah sangka bila anda melihatnya sama seperti ayahmu! dari sifat, tingkah laku, bahkan nama saja berbeda Handoko dan Ridwan !" jelasnya.

"Sejak kejadian ayahmu menghilang dan di gantikan saudara kembarnya kemudian terjadi sesuatu dan dipecat dari pekerjaan serta di keluarkan dari daftar warisan keluarga sejak itu tidak ada kabar beritanya! tapi dia selalu tahu apa yang terjadi termasuk kamu yang di berikan warisan hotel ini !" lanjutnya.

"Oh yang dikeluarkan itu paman bukan ayah, karena ada yang menanyakan hal itu! apa mereka sering lupa karena kembar ya ?" ujar gue.

"Ayah anda juga mengalaminya tuan muda, hanya karena mencintai seorang wsnita, bukan ikmu saja tapi warisan dan kekayaannya ditinggalkan begitu saja! itu bisa terjadi karena identik! kakek anda saja bisa tertipu !" jawab Amelia.

"Oh begitu !" ucap gue, mengerti sekarang.

"Ya sudah kita pulang! besok aku akan kembali ke Jakarta untuk mencari pelayan yang mau bekerja di sini !" ajak gue, Amelia mengangguk.

Kami pun kembali ke hotel. Amelia hanya mengantar sampai ke hotel sedang dia entah kemana. Besoknya gue kembali ke Jakarta sendiri dengan pesawat biasa, bukan jet pribadi. Tapi tetap di first class tempat duduknya. Tak lama gue sudah tiba di Jakarta, pak Udin sudah menunggu menjemput gue di bandara.

Gue pun di dalam mobil yang melaju di jalanan ibu kota merasakan kembali kemacetannya, gue terdiam dan berfikir mencari kemana pegawai untuk Hotel The Luna, kalau melalui lowongan pekerjaan tidak mungkin, bila sudah dapat pada akhirnya menolak akan rugi waktu.

"Berita hari ini, ditemukan 4 sosok mayat terbakar di kabupaten A! penemuan ini sangat mengemparkan masyarakat sekitar karena awalnya menemukan mobil yang mencurigakan di lahan kosong yang terbengkalai! dari hasil TKP oleh polisi di temukan KTP atas nama Sapto Raharjo warga B seorang pengusaha kelapa Sawit terkenal !" gue terdiam mendegar berita itu.

Entah kenapa perasaan gue mengatakan ini ada hubungan dengan paman gue. Gue jadi merinding, kalau memang benar ia melakukan itu dalam kondisi sakit alias menurut kakek belum pulih kekuatannya! itu artinya dia mempunyai ilmu yang sangat tinggi.

"Kita sudah sampai tuan muda !' pak Udin mengagetkanku.

"Eh iya pak !" jawab gue dan turun dari mobil karena di buka oleh pak Udin.

"Terima kasih pak !" ucap gue, dia mengangguk.

"Selamat datang kembali tuan muda !" kali ini pak Samuel yang menyapa gue.

"Terima kasih Samuel !" jawab gue, kali ini gue akan istirahat dahulu, baru memikirkan karyawan baru.

Bersambung ....


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C9
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄