"Coba ulangi apa yang kau katakan?" Geramnya.
Bagaimana bisa sang anak berpikiran seperti itu sementara ia sendiri sudah tidak memungkinkan lagi untuk memiliki anak kecuali mengambil anak dari panti asuhan.
"YERVANT TIDAK MAU ADIK!" Teriaknya kesal membuat orang yang da di sebrang sana menjauhkan handphonenya dari telinganya.
Sungguh, teriakan Yervant tidak main-main bahkan suaranya sampai terdengar ke ruang keluarga yang jaraknya cukup jauh dari ruang makan.
"Yak anak nakal! Kau mau membuat Mommy tuli hah?!"
"Mommy juga! Mommy tidak sayang Yervant lagi. Pokoknya Yervant tidak mau punya adik! Aku akan ke sana sekarang."
"Yak! Yak! Apa yang kau katakan?! Untuk apa kau datang ke sini?!"
"Untuk membatalkan bulan madu Mom dan Dad!"
Yervant tidak bodoh mengetahui tentang maksud dari bulan madu. Ia tidak anak kecil yang tidak mengetahui apapun.
"Siapa yang mengatakan kalau Mommy di sini sedang berbulan madu hah?"