下載應用程式
79.23% The Fleeing Chaos Demon / Chapter 227: Pengembalian ke Alam Fana

章節 227: Pengembalian ke Alam Fana

Britannia.

Tepat setelah Asheel menabrak dinding dimensi yang menjadi pembatas antara Britannia dengan celah Omniverse, seluruh dunia berada dalam kekacauan.

Seluruh langit bisa menampakkan pemandangan yang terjadi di kehampaan. Saat itu, Asheel tiba-tiba melambaikan tangannya, menghasilkan ledakan kuat yang bahkan bisa membuat seluruh Britannia berguncang, dan dengan gerakan sederhana itu, puluhan ribu Outer God langsung musnah!

Bahkan saat kedua sisi dipisahkan oleh penghalang, seluruh penduduk Britannia bisa merasakan jika masing-masing makhluk yang melayang di kehampaan memiliki keberadaan yang menakutkan, seolah-olah mereka juga bisa menghancurkan Britannia dengan lambaian tangan. Tapi itu semua dihancurkan oleh semburan energi yang sangat merusak.

Setelah melihat eksekusi gerakan Asheel, Merlin merenung seperti biasa, tapi tiba-tiba membelakakan matanya karena menyadari sesuatu dan mengumpat marah:

"Sialan, tidak bisakah idiot itu menaiki panggung dengan tenang? Jangan memamerkan punggungmu yang tidak bertanggung jawab itu!"

Tentu saja alasan Merlin marah bukan karena cara Asheel keluar dari Britannia, namun karena dampak yang dihasilkannya. Lebih banyak Outsider yang masuk melewati gelembung Britannia karena lubang dimensi yang hancur.

Bahkan banyak Outer God yang tersisa juga ikut melarikan diri ke Britannia.

Tapi saat pengungsi Outer God itu menginjakkan kakinya di tanah Britannia, mereka tiba-tiba meratap dengan keras:

"Sialan, kekuatanku! Seluruh kekuatanku hilang! Aku menjadi fana lagi!"

"Oh, tidak! Hasil kerja kerasku selama 6 juta tahun! Ahh, hatiku tidak bisa menahannya lagi!"

"Brengsek! Kemana semua kekuatanku pergi?! Apakah ada kekuatan yang bisa memutus akses ke kekuatanku?!"

"Mustahil ada kekuatan yang seperti itu!"

Ratusan, atau bahkan ribuan Outer God, meratap ke langit secara bersamaan. Segera, langit dipenuhi dengan suara ratapan yang menyedihkan.

Tujuh Dosa Mematikan menjadi cemas oleh orang-orang itu. Apakah mereka akan menyerang?

Merlin juga bingung, haruskah dia mengusulkan untuk menerima mereka agar kekuatan Britannia menjadi semakin kuat? Tidak, itu terlalu berbahaya!

Merlin tidak tahu apa-apa tentang orang-orang itu, jadi lebih baik jangan menerima mereka. Tapi dia masih ragu.

Saat Merlin tenggelam dalam keputusannya, suara dingin Sera tiba-tiba terdengar:

"Ophis-chan, bunuh mereka semua yang masuk."

Ophis hanya mengangguk dan melayang menjauh.

Merlin merasa linglung untuk sesaat, sebelum tiba-tiba membentak: "Sera-nee!"

"Apakah kau ingin menerima mereka?"

"Itu..." Merlin terdiam, tapi ekspresinya dengan cepat berubah menjadi tegas kembali. "Tidak! Aku menyetujui Sera-nee untuk membunuh mereka semua!"

Elizabeth yang mendengar perkataannya segera memasuki percakapan, "Kenapa harus membunuh mereka semua? Apakah mereka tidak layak untuk diampuni?"

Merlin memasang ekspresi serius saat menjawab, "Mereka berdosa, seperti kita."

"Hah?!"

"Saat ini, keberadaan kita hanyalah simbol dari kejahatan umat manusia, tapi dosa mereka lebih besar dari yang bisa kita lambangkan. Mereka adalah Outer God, jika Dewa di Britannia saja seperti Raja Iblis dan Dewa Tertinggi, apakah mereka tidak akan sama? Apalagi, kedatangan mereka jelas bukan untuk hal baik. Mereka mengepung dimensi ini. Jika mereka dibiarkan hidup, aku tidak tahu lagi nasib dimensi ini akan seperti apa."

Elizabeth menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya erat, "Begitu..."

Tiba-tiba, suara ratapan lagi terdengar. Itu bukan karena kemalangan, tapi karena pembantaian yang dilakukan oleh Ophis.

"Omong-omong, Sera-nee. Kekuatan apa yang terkandung dalam gelembung itu sampai-sampai bisa melemahkan kekuatan Dewa secara drastis?" Merlin tidak bisa menahan diri untuk menanyakan apa yang paling menarik minatnya saat ini.

"Itu?" Sera menunjuk ke penghalang transparan yang menyelimuti Britannia. "Itu adalah kekuatan yang sangat menakutkan. Kekuatan yang dikumpulkan dan dipahami oleh Asheel selama miliaran tahun terakhir, dan akhirnya dia bisa memanifestasikan pemahamannya dalam bentuk penghalang ini."

"....Itu terdengar mengesankan..!"

Nada Merlin terdengar ragu-ragu. Lagian, apa apaan miliaran tahun terakhir?! Apakah Asheel sudah setua itu?! Oh tidak, cinta pertamaku adalah seorang pria tua yang sering bersikap kekanak-kanakan!

Merlin bercanda dalam hati, tapi sebenarnya dia tidak peduli. Mau setua apa Asheel, dia tetap akan berdiri di belakangnya.

Sera menghela napas sebelum menjelaskan, "Pengembalian ke Alam Fana, Asheel menyebut kemampuannya dengan nama itu. Aku juga baru tahu, tapi konsepnya cukup sederhana. Pemahaman tentang manusia yang merupakan makhluk fana, Asheel berhasil mewujudkan kekuatan itu untuk menekan makhluk abadi. Semua yang berada dalam jangkauan kekuatan ini akan kembali ke alam fana. Mereka benar-benar dipaksa menjadi fana, bahkan makhluk yang lebih tinggi tidak terkecuali, mau itu Supreme God sekalipun. Ini adalah puncak dari kekuatan kemanusiaan."

Singkatnya, itu adalah buah hasil kerja keras Asheel setelah sekian lama berjalan di jalur kemanusiaan, menumbuhkan kemanusiaan, menyelaminya, dan bahkan merasakannya sendiri bagaimana kehidupan seorang manusia.

"Dipaksa kembali ke alam fana? Apakah kekuatan Dewa tidak diperbolehkan di area itu?" tanya Merlin.

"Asheel bisa mengatur apakah orang yang masuk domainnya akan ditekan atau tidak, jadi ya tidak semua orang akan menderita. Tapi..." Sera melototi Asheel yang sedang melayang di kehampaan, "...Beraninya dia juga menekanku! Aku harus menyelimuti tubuhku dengan «Void» agar tidak terpengaruh oleh kekuatan ini."

Merlin terdiam, merasa terkejut untuk sesaat: "Bahkan Sera-nee juga bisa ditekan?"

"Yah, aku dalam kondisi fana saat ini. Aku terlalu malas berubah mode." Sera mengangkat bahu.

Bahkan saat dia ditekan, dia bersikap seolah-olah itu bukan apa-apa. Yah, seharusnya Dewa Omniverse seperti dirinya tidak akan bisa terpengaruh oleh kekuatan Asheel.

"Apakah tidak ada semacam reaksi saat kekuatan mereka dipaksa melemah?" tanya Merlin lagi.

"Sebagian Outer God itu adalah seorang kultivator. Kultivasi sendiri menyangkut pada budidaya tubuh dan jiwa. Mereka mengembangkan jiwa menjadi jiwa ilahi dan tubuh menjadi tubuh spiritual. Saat tiba-tiba dipaksa menjadi fana kembali, selisih jumlah energi murni yang mampu ditampung fana dan immortal sangat besar, dampaknya bahkan bisa meledakkan diri mereka sendiri. Jika kekuatan yang mereka tekan tiba-tiba meledak, mungkin saja dunia ini akan hancur dalam sekejap, tapi «Pengembalian ke Alam Fana» tidak akan membiarkan hal itu terjadi, karena kekuatan itu akan menyerap energi murni dari makhluk yang ditekan. Semakin lama mereka ditekan, maka mereka alan menjadi semakin lemah. Yah, meski mereka ditekan sekalipun, tubuh yang mereka budidayakan masih sangatlah kuat, jadi mereka tetap musuh yang harus dipertimbangkan.

"Adapun untuk Dewa jenis lain, mereka menumpuk keilahian dalam diri mereka. Prosesnya seperti kultivator, tapi pondasi seorang kultivator yang menjadi abadi lebih kuat dari jenis yang ini."

Merlin mengangguk mengerti, sebelum tiba-tiba mengingat perkataan Asheel sebelum dia pergi. Alasan perenungannya bisa buyar dengan cepat karena dia merasakan banyak Outsider yang sedang menuju kemari.

"Aku ingat Asheel mengatakan akan ada bala bantuan lagi, apakah sekutu kali ini bisa mengatasi gerombolan itu?"

"Kamu terlalu meremehkan kami, Putri Beliuin." Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar.

Kaboom!

Ledakan listrik tiba-tiba turun dari langit, menyambar ke arah para Outsider. Itu hanya bagian pembuka, selanjutnya adalah jatuhnya kilat ke para Outsider bertubi-tubi, sebelum tiba-tiba berubah menjadi hujan petir.

BOOM! BOOM! BOOM!

Suara memekakkan telinga terdengar saat rentetan kilat jatuh ke tanah Britannia, berhasil menghanguskan sebagian besar Outsider dalam gerombolan.

"Kekuatan itu ..." Meliodas dan Elizabeth terkejut.

"Dewa Tertinggi!"

"Ibu!"

Seperti yang disebutkan, Dewa Tertinggi muncul di medan perang dan langsung membantai para Outsider.

"Aku selalu menonton dalam tidurku selama ini, tapi Penguasa Kekacauan membangunkanku secara paksa. Aku tidak punya pilihan lain untuk keluar, untunglah dia mengampuniku." Dewa Tertinggi mendesah tak berdaya setelah mengatakan ini.

Elizabeth buru-buru mendekatinya, ingin menanyakan sesuatu padanya. Itu adalah tentang Ibunya yang melanjutkan Perang Suci di masa lalu.

Tapi saat dia akan mengeluarkan suaranya, Dewa Tertinggi sudah memotongnya terlebih dahulu:

"Kau benar, anakku. Aku lah yang membangun ulang rantai kebencian yang pernah berkarat. Aku dan Raja Iblis berkolusi untuk melanjutkan Perang Suci. Ini tidak bisa dihindari oleh kami. Setelah pria kegelapan itu menunjukkan kekuatannya pada kita saat itu, kami ketakutan oleh kekuatannya. Sebuah kekuatan yang bisa membunuh kami. Oleh karena itulah kami melanjutkan kekacauan yang dirindukan olehnya. Aku pernah berpikir jika Britannia tidak boleh memasuki ke era kekacauan, yang mana merupakan era dimana zaman dewa telah berakhir, era dimana kegelapan dan cahaya tidak bisa membandingkan diri mereka masing-masing. Untuk mencegah hal itu, Perang Suci harus tetap ada untuk menjaga keseimbangan dunia ini."

Semua orang terdiam setelah mendengar ceritanya.

"Tapi, aku rasa Britannia tidak membutuhkan kami sejak awal. Sejak penciptaan manusia yang dilakukan oleh Chaos, kami takut ditolak. Kami mengurung Chaos dalam penjara lumut karena kami takut pada kekuatannya. Kami takut jika suatu saat Chaos akan mengambil kekuatan kami. Perkataan Raja Iblis yang menyatakan jika seorang Dewa tidak bisa merasakan takut adalah omong kosong. Kami ketakutan, karena itu kami kelakukan tindakan yang berani, menyegel pencipta kami sendiri. Saat Penguasa Kekacauan muncul, saat itulah kami sangat kacau. Kami harus memenuhi peran yang telah ditugaskan pada kami sejak awal. Karena bagian kami telah selesai, ini akan menjadi pertempuran terakhirku." Dewa Tertinggi tersenyum setelah dia mendesah tak berdaya, " Ya ampun, bahkan orang sepertiku tidak mampu merelakan kematian."


章節 228: Pendewaan

Setelah Dewa Tertinggi muncul, pengepungan Outsider bisa diatasi di sisi medan perang lain. Tidak hanya Dewa Tertinggi, prajurit Klan Dewi juga itu muncul dengan kembalinya pencipta mereka.

Bahkan dengan itu, jumlah tersebut masih belum bisa menandingi banyaknya Outsider yang menyerbu ke segala arah. Dewa Tertinggi dan Naga Emas langsung disibukkan kembali.

Kedua Dewa itu akan melawan makhluk yang lebih kuat, ditambah lagi Dewa Tertinggi menggunakan teknik cuci otaknya agar Outsider saling menyerang satu sama lain.

Untuk hadiah Asheel sebelumnya, pada akhirnya Ban yang menggunakannya, dan dengan demikian dia menjadi abadi sekali lagi. Melascula yang Asheel bebaskan sebelumnya tidak banyak membantu karena keahliannya dalam mengekstrak jiwa lawannya tidak aktif pada Outsider. Outsider kali ini sebenarnya lebih kuat jika dibandingkan dengan invasi sebelumnya. Selain itu, meski Outsider yang mereka lawan adalah binatang buas, jiwa mereka jauh melampaui kualitas jiwa penduduk Britannia, yang membuat Melascula sama sekali tidak bisa mengekstrak jiwa mereka. Karena keahlian yang paling dibanggakannya tidak berguna, Melascula hanya bisa bertarung dengan mengndalkan racun korosifnya.

Tujuh Dosa Mematikan dan yang lainnya juga ikut bertarung sambil memantau situasi di langit. Saat itu, Asheel sedang bertarung dengan seorang wanita cantik.

Apalagi, pandangan pertarungan itu sangat menakjubkan. Wanita itu menciptakan berbagai jenis es dari ketiadaan dan melemparkannya ke Asheel, tapi yang terakhir bahkan tidak perlu menghindarinya.

Pertarungan keduanya sangat membuka mata bagi penduduk Britannia.

Saat itu, ledakan tiba-tiba terjadi dari arah Danau Calisbury. Bayangan raksasa melonjak satu persatu dan menampilkan sosok mereka sepenuhnya. Segera, langit dipenuhi oleh makhluk humanoid yang melayang dengan berbagai bentuk. Masing-masing kekuatan makhluk bayangan itu sangat menindas, hingga seolah-olah mereka terasa seperti prajurit para dewa.

"Itu...!"

Meliodas, Elizabeth, Melascula, dan Dewa Tertinggi membelakakan matanya. Zeldris, Mael, Ludociel, Gloxinia, dan Drole yang berada di tempat lain juga sama.

"Pria kegelapan itu ... orang yang telah mengakhiri musuh terkuat Outsider di masa lalu!"

"Orang itu di pihak mana?!"

Mereka panik, lagipula kekuatan itu mampu menghidupkan orang mati. Tidak bisa dibayangkan berapa jumlah pasukan bayangan yang dikumpulkan pria kegelapan itu pada invasi terakhir.

"Merlin, kau tahu orang itu, kan?" tanya Elizabeth dengan khawatir.

"Dia adalah Ashborn, kurasa di pihak kita." Merlin menjawab, kemudian mengalihkan pandangannya ke Sera.

Sera yang ditatap hanya mengangkat bahu. Dia berdiri disini hanya sebagai pajangan. Seperti biasa, dia terlalu malas untuk terlibat dalam masalah ini.

Dia lebih khawatir tentang Asheel, karena itu dia menggunakan sebagian besar fokusnya di sana, mengawasi tindakannya saat bertarung melawan kultivator wanita itu.

Tiba-tiba Sera sedikit melebarkan matanya, "Itu...!"

Clap!

Es merambat dengan kecepatan yang sangat menakutkan, meluas menyelimuti seluruh dunia, hingga gelembung yang membungkus Britannia ditumbuhi oleh bunga es yang suhunya sendiri sangat dingin.

Dalam sekejap, seluruh dunia membeku, termasuk Outsider yang menyerbu, mereka semua tidak bisa bergerak karena ruang dan waktu benar-benar telah berhenti berfungsi.

Konsepnya sama seperti sebuah mesin yang dipaksa untuk membeku, karena dengan begitu sistem yang menjadi proses jalannya mesin itu bekerja tidak akan bisa berfungsi karena macet. Ruang dan waktu Britannia juga sama, fungsinya telah sepenuhnya dibekukan hingga tidak ada satupun makhluk yang mampu bergerak. Sungai waktu benar-benar telah dibekukan oleh seseorang!

Bahkan Ophis, Naga Emas, Dewa Tertinggi, Ashborn, dan Merlin juga ikut membeku.

Makhluk Trascend seperti mereka memang sudah sepenuhnya terbebas dari kekangan ruang dan waktu, tapi mereka tetap akan terpengaruh jika teknik tertinggi seperti ini dilancarkan.

Ashborn mungkin yang paling malang. Dia baru saja menaiki panggung tapi semua pergerakan dan prajurit bayangannya ikut membeku, dia bahkan tidak menyadari jika waktu ruang ini telah terhenti.

Sera mengerutkan kening.

Kemudian, dia menyentuh bahu Ophis yang juga tetap diam disampingnya.

"Uh?" Ophis mengedipkan matanya beberapa kali sebelum melihat sekeliling dengan terkejut. "Apa kali ini?"

"Seseorang membekukan ruang dan waktu, sepertinya pelakunya adalah wanita itu." Sera memberitahu sambil menunjuk Shen Ying yang saat ini berusaha melarikan diri, tapi tidak berhasil karena ruang Omniverse area ini telah diblokir.

"Baguslah," Ophis menyuarakan pendapatnya. Lagipula, dengan begini dia tidak perlu bertarung lagi.

Toh sejak awal, Ophis tidak akan bertarung kecuali Sera yang menyuruhnya.

Serahkan saja pada Naga Emas yang haus pertempuran, dia cukup bisa diandalkan.

Naga Emas adalah fusi dari keempat Saint Beast, tapi dia juga bisa mewujudkan dirinya sendiri tanpa mereka. Saat ini, dia berada dalam wujud fusi, tapi meski dengan itu, dia tetap membeku.

Sera kemudian juga menyentuh Merlin, dan dengan begitu Merlin juga ikut terbebas dari pembekuan waktu.

Setelah mendengar apa yang terjadi dari mulut Sera, Merlin kemudian melihat langit dengan sangat terkejut.

Dia bisa melihat jika gletser seukuran alam semesta sedang melayang tepat di atas Britannia, tapi beberapa saat kemudian gletser itu pecah menjadi serpihan sebelum tersapu oleh badai yang terjadi di kehampaan.

"Pandangan kita terdistorsi saat melihat kehampaan. Atau apakah itu pembiasan? Asheel masih bisa terbebas setelah terkurung dalam gunung es sebesar itu." Merlin mengungkapkan keheranannya. Setiap kata yang dia ucapkan mengandung kekaguman.

"Bukan hanya pandangan kita yang terdistorsi, ruang dan waktu juga. Sebenarnya, waktu disini berjalan lebih cepat daripada diluar. Selain itu, ukuran itu benar-benar nyata. Gunung es itu lebih besar dari alam semesta." Sera menjelaskan.

"Sebesar itu? Tapi bukankah itu tampak lebih kecil?"

"Seperti yang kamu bilang sebelumnya, Merlin-chan. Pandangan kita terdistorsi. Asheel yang tampak dekat, sebenarnya berada sangat jauh dari kita. Sedangkan gunung es yang besarnya tampak normal, sebenarnya lebih besar dari alam semesta." Sera tersenyum kecil.

Merlin mengangguk, dan setelah keheningan sesaat, dia membuka mulutnya: "Sera-nee, bisakah kamu juga membebaskan mereka?"

Merlin menunjuk ke arah teman-temannya, peliharaannya, dan juga Dewa Tertinggi. Dia melanjutkan, "Jika mereka beristirahat di waktu yang membeku ini, mereka bisa melanjutkan pertarungan dengan lebih bertenaga setelah waktu kembali berjalan."

"Sebelum itu, tidakkah kamu penasaran bagaimana kamu bisa begitu eksis saat ini?" Sera bertanya sambil tersenyum padanya.

"Eh?" Merlin tiba-tiba ingat kejadian tadi malam saat Asheel menghentikan waktu. Dia lalu berbicara dengan tergagap, "A-Aku tidak bernapas!?"

"Tepat sekali, kamu menggunakan energi dewa untuk bisa hidup di waktu yang membeku ini."

"Energi dewa? Aku?" Merlin memiringkan kepalanya dengan bingung.

"Ya, pasti kamu sudah merasakannya sendiri. Suatu kekuatan asing yang baru-baru ini mendiami tubuh dan jiwamu."

"Ini..? Ini kekuatan dewa!?" Merlin berseru dengan terkejut. Apakah dia akan menjadi dewa?

Hanya memikirkannya saja dia menjadi sangat bersemangat. Apakah akhirnya dia bisa bersanding dengan Ophis, Asheel, dan yang lainnya?

Sera terkekeh, "Lihatlah, kamu tampak begitu bahagia. Kamu mungkin pernah tidak enak badan sesekali, tapi itu salah satu gejala umum yang timbul saat seorang fana tiba-tiba mengalami proses pendewaan. Pada kasusmu, sepertinya kamu cepat beradaptasi dengan kekuatan dewamu yang baru tumbuh itu."

Merlin terdiam sejenak, sebelum menatap tangannya sendiri dengan seksama. "Jadi inilah kekuatan Dewa? Luar biasa! Rasanya seperti aku bisa menyelimuti seluruh dunia dengan kekuatanku!"

"Fufu, itu perasaan terobosan yang luar biasa, tapi memang sangat umum terjadi saat seseorang mencapai terobosan tertentu. Perasaan menjadi tak terkalahkan setelah mendapat kemampuan baru. Selamat, Merlin-chan. Kamu bisa merasakannya."

"Eh?" Merlin tertegun, sebelum tersipu malu sambil menggaruk kepalanya. Apakah tindakannya baru saja terlihat aneh? Dia menggelengkan kepalanya sebelum bertanya, "Bagaimana aku bisa mengalami proses pendewaan?"

"Hm, itu pasti kamu sering berinteraksi dengan Ophis-chan. Dengan naluri dan bakatmu dalam manipulasi energi langit dan bumi, kamu bisa menyentuh energi dewa. Terlebih lagi, tubuhmu sudah pernah merasakannya sendiri, dan selama 3000 tahun, itu terus mencoba beradaptasi dengan energi baru."

Hanya mendengarnya sekali, Merlin langsung tercerahkan. Dalam beberapa pertempurannya, dia kadang-kadang akan menggunakan ular milik Ophis untuk mengisi energinya. Kalau begitu, mungkinkah Escanor juga bisa menjadi dewa?

Lagipula, tubuh Escanor versi sebelumnya pernah menerima energi dewa milik Ophis, dan itu juga menyembuhkan jiwanya yang dikorbankan untuk menggunakan teknik «The One: Ultimate». Sekarang, tubuh Escanor mengalami rekonstruksi, atau lebih tepatnya telah diciptakan ulang. Jiwanya juga masih sama setelah ditambal oleh kekuatan dewa milik Ophis.

Semua faktor itulah yang membuat Merlin berpikir jika Escanor juga bisa menjadi dewa. Tapi, apakah menjadi dewa itu mudah? Bahkan jika pernah bersentuhan dengan energi dewa, seseorang tidak akan bisa menjadi dewa begitu saja. Kalau tidak, dewa akan menjadi seperti sayuran di pasar, dapat ditemukan dimana-mana.

Mungkin jika itu Mid Abyss atau Low Abyss, itu memang masih mungkin. Tapi tempat ini adalah Low Abyss, yang mana keberadaan jiwa berkualitas yang dapat mengalami pendewaan di tingkatan alam ini termasuk sedikit.

"Tapi, Merlin-chan..." Nada yang keluar dari mulut Sera tiba-tiba menjadi berat dan serius. "Aku lebih suka jika kamu tetap menjadi manusia."

"Hah?!" Merlin terkejut, sebelum buru-buru bertanya dengan mendesak: "Kenapa?"

"Menjadi dewa berarti kamu meninggalkan kemanusiaanmu. Yah, mungkin itu tidak terlalu terasa pada awalmya, tapi pandanganmu saat melihat makhluk yang lebih rendah akan terkesan berbeda. Kamu akan melihat manusia seperti binatang ternak, dan kamu tidak akan pernah bisa mengakui mereka lagi tidak peduli pada kenyataan seberapa hebat mereka. Jika saja terdapat seorang manusia yang melebihi harapanmu, dan kamu bertentangan dengannya, maka itu akan menjadi kutukan awalmu. Kamu tidak akan pernah bisa mengakui manusia itu, harga diri seorang dewa tidak akan membiarkan seorang manusia fana berani merendahkannya. Itulah kenapa banyak dewa dimata banyak orang terkesan munafik. Mereka memang menjadi orang munafik yang tidak masuk akal."

Merlin terdiam sekali lagi, "Benarkah aku akan menjadi orang seperti itu?" Dia bahkan tidak berani membayangkan dirinya yang bersikap tidak masuk akal seperti itu.

"Yah, itu terjadi pada kasus banyak orang. Tapi sepertinya kamu berbeda."

"Jadi, haruskah aku menjadi seorang dewa, ataukah mempertahankan kemanusiaanku?" Merlin mengalami konflik internal.

"Itu adalah dilemamu." Sera mengangkat bahu, sebelum mengelus dagunya. "Kemanusiaan, ya? Sebenarnya, Merlin-chan. Hanya itu saja kemanusiaan yang tersisa dalam dirimu."

"Uhh, aku sungguh sadar diri...!" Merlin merasa seperti telah dikalahkan.

Bahkan tanpa menjadi seorang dewa pun, Merlin sudah tampak tidak manusiawi. Seolah-olah kebaikan yang dia tunjukkan kepada orang luar itu hanya memberi kesan semata. Lagipula, dia adalah orang yang egois dan tidak pernah mempedulikan orang-orang yang tidak dia kenal.

Tapi berbeda dengan teman-temannya. Mungkin, itulah kemanusiaan yang tersisa dalam dirinya?

Lagipula, dia tidak perlu menjadi dewa hanya untuk mengejar keabadian. Dia sudah abadi dengan cara menghentikan pertumbuhan tubuhnya sendiri. Dia bahkan bisa berubah menjadi loli dengan sihirnya.

"Bisakah aku tetap seperti ini, setengah manusia setengah dewa. Karena dengan begitu, aku bisa menggunakan dua jenis energi pada saat yang bersamaan, yaitu kekuatan sihir dan kekuatan dewa." Merlin bertanya.

"Kekuatan dewa bisa membuat kemampuanmu meningkat, kan?"

"Ya," Merlin mengangguk.

"Apa yang kamu alami hanya reaksi awal saja. Itu karena kekuatan dewamu baru saja tumbuh. Saat kekuatan dewamu menjadi lebih banyak di masa depan, akan terjadi penindasan kekuatan dalam dirimu. Kekuatan dewamu akan mendominasi kekuatan sihir. Itu adalah reaksi alami karena kekuatan dewa adalah keberadaan energi yang lebih tinggi."

Merlin terdiam, merasa tak berdaya. "Jadi, jalan menjadi dewa sudah tak terelakan untukku?"

"Tenang saja, kamu masih punya banyak waktu untuk memikirkannya. Untuk seorang fana yang tiba-tiba mengalami pendewaan, biasanya akan membutuhkan waktu 100 tahun hanya untuk orang itu bisa menyentuh kekuatan dewa. Tapi di kasusmu, kamu bahkan sudah bisa menggunakannya. Meski begitu, proses pendewaan sudah berjalan, dan itu memotong waktumu sebelum benar-benar naik menjadi seorang dewa. Yah, aku yakin jika itu kamu, kamu pasti bisa memikirkan jalan terbaik untuk dirimu sendiri."

'Mata yang bercahaya akan keyakinan yang ditujukan padaku itu...! Uhh, sangat curang saat Sera-nee menaruh harapan besar lagi padaku. Tidak ada pilihan lain lagi, aku akan menghadapi diriku sendiri! Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri!'

Merlin merasa bertekad. Motivasi telah tumbuh dalam dirinya, tapi dia masih mengingatkan Sera:

"Umm, Sera-nee. Apakah kamu benar-benar tidak bisa membebaskan sekaligus melindungi mereka?"

Karena anggota keluarganya telah meminta tolong padanya, maka Sera hanya akan membantu. Pada akhirnya, dia menciptakan sebuah penghalang yang memisahkan ruang dan waktu agar Tujuh Dosa Mematikan dan yang lainnya bisa eksis di waktu yang membeku ini. Kemudian, pandangannya beralih ke Asheel yang sedang dipukuli saat ini.

"...."


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C227
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄

tip 段落評論

段落註釋功能現已上線!將滑鼠移到任何段落上,然後按下圖示以添加您的評論。

此外,您可以隨時在「設置」 中將其關閉/ 打開。

明白了
" class="_close">

獲得更多書幣