Empat sosok terlihat mengambang di Kuil Chaos. Itu adalah Kura-Kura Hitam & Ular, Naga Azure, Burung Vermillion, dan Harimau Putih.
Masing-masing dari mereka merupakan Binatang Ilahi yang Asheel ciptakan menggunakan otoritasnya sebagai Pencipta dimensi ini.
Otoritas berarti kendali penuh, dia menggunakannya untuk menciptakan jiwa unggul. Jika dia mau, bahkan dia bisa menciptakan Makhluk Trascend yang setara dengan Ophis, tapi sayangnya dia tidak bisa karena kondisinya saat ini.
Empat Binatang Ilahi terbang dengan gagah memutari Gunung Konton. Sera sebelumnya menamai gunung itu dengan nama Konton, yang berarti kekacauan.
Gunung ini akan menjadi kediaman Asheel, yang merupakan Kekacauan Sejati, jadi Sera menamainya demikian.
Sekarang gunung itu dilindungi oleh Empat Penjaga Ilahi, tapi proses pembuatan Array belum selesai.
Keempat Binatang Ilahi masih dalam proses terikat dengan patung batu, jadi mereka masih harus membiasakan diri.
Mereka berkeliaran memutari seluruh pegunungan dengan sosoknya yang agung.
Seiryuu seperti ikan dalam air ketika terbang di udara. Seolah telah menyatu dengan langit, dia bermanuver dengan gesit saat tubuhnya meliuk-liuk.
Suzaku mengibarkan sayap apinya dan menunjukkan sosok cantiknya kepada dunia, dia terbang di udara mencoba menyinari pegunungan dengan cahaya keabadiannya.
Byakko, harimau putih raksasa, dengan bulu seperti logam dan tubuh besarnya terlihat mengintimidasi, aumannya terdengar di seluruh pegunungan saat dia menyatakan dirinya sebagai raja hutan di wilayah ini.
Dan terakhir Genbu, sosok besarnya berjalan membuat bumi bergetar. Ular yang melilitnya dan bertindak sebagai ekornya juga mendesis dari waktu ke waktu. Dia turun gunung ke utara sebelum menghentakkan kaki depannya. Sebuah danau tercipta dengan alami menggunakan kekuatannya sebelum tubuh besarnya menyelam ke dalam.
Sementara di atas, Asheel tidak bisa berkata-kata setelah melihat kemana arah binatang itu pergi. Mereka pergi sesuai lambang mata arah angin mereka sebelum mereka mengitari gunung beberapa kali.
"Apa yang mereka lakukan?" Merlin bertanya dengan bingung setelah pulih dari kekagumannya setelah melihat Keempat Binatang Ilahi.
"Entahlah, mereka baru bayi. Mungkin mencoba beradaptasi dengan habitatnya masing-masing?" kata Asheel dengan tidak yakin.
"Benarkah? Itu hebat! Asheel, cepat beritahu aku bagaimana cara memanggil mereka ?!" Merlin mendesaknya dengan mata memohon.
Melihat mata anjingnya, Asheel tidak bisa menahan untuk menepuk kepalanya. "Nanti akan kuberitahu, sekarang aku harus menyelesaikan langkah terakhir."
"Um, aku tidak sabar!" seru Merlin.
"Mundurlah," Asheel menegakkan tubuhnya sebelum membentuk segel tangan.
Dengung!
Suara merdu datang sekali lagi dengan diikuti Empat Binatang Ilahi yang perlahan-lahan mengambang ke langit.
Masing-masing dari mereka bercahaya dengan elemennya berbagai warna. Putih, biru, hitam, merah...
Keempatnya menembakkan pilar cahaya sesuai warnanya ke kuil tengah, itu seperti aliran energi warna warni saat berkumpul di tengah. Energi itu terus berotasi sampai beberapa saat kemudian, itu membentuk suatu embrio.
"Apakah itu berhasil?" Asheel menatap sosok kecil di tengah sebelum menghela nafas. "Memang sulit, ya? Yah, ini pertama kalinya aku menciptakan makhluk hidup mulai dari nol. Hmm, menyebutnya makhluk hidup bukan kata yang tepat karena mereka hanyalah sebuah jiwa ilahi."
Embrio di tengah terus berdetak dari waktu ke waktu, Asheel melambaikan tangannya dan embrio itu turun menembus tanah.
Setelah itu, seluruh gunung bersinar kekuningan sebelum embrio mengendap ke bawah, itu berusaha menyatu dengan gunung.
"Aku lupa sebelumnya, seharusnya aku menaruh Vena Naga dari awal," Asheel mengusap keringatnya yang tidak ada.
"Apakah sudah selesai?" Merlin bertanya dari samping.
"Ya, untuk saat ini sudah selesai. Saatnya untuk masuk ke tahap berikutnya," kata Asheel dan bersiap-siap.
Dia melakukan segel tangan lagi tapi kali ini lebih rumit.
Dengung!
Suara dengungan terdengar saat keempat Binatang Ilahi yang mengambang berubah menjadi cahaya dan melesat ke patung batunya masing-masing.
Swoosh!
Angin tenang menyapu Asheel dan Merlin, membuat rambut mereka menari tertiup angin. Asheel terus menutup matanya dan dalam keadaan itu sejenak selama beberapa waktu.
BAM!
Suara ledakan terdengar dan gemuruh tanah melonjak dari kedalaman gunung. Itu adalah suara perut bumi yang sedang beraktivitas dan menyesuaikan entitas asing yang tinggal didalamnya.
RROOAAARRR!
Kali ini suara auman terdengar di seluruh gunung yang membuat tanah bergetar. Semua hewan-hewan di hutan berhenti melakukan aktivitasnya saat mereka semua menoleh ke kuil.
Merasakan kekuatan agung, mulia, dan hebat dari arah itu, semua hewan menunduk kepadanya. Tanaman dan hutan juga membungkuk sebisa mungkin saat mereka menyambut kelahiran raja baru.
ROOAARRRR !!!
Auman itu terdengat sekali lagi sebelum sosoknya melonjak dari tanah. Tubuhnya menembus materi fisik apapun saat dia terbang ke langit dan menari-nari, mengekspos keberadaannya ke seluruh dunia.
Itu adalah seekor Naga timur dengan sisik emas yang berenang di kehampaan. Kakinya mencengkram udara untuk membuat pijakan di langit. Sosok besarnya terlihat sangat mulia, panjangnya sendiri ratusan meter.
...
Dunia Iblis.
Di atas tahta, Raja Iblis mengerutkan kening sekali lagi saat merasakan sebuah makhkuk yang berada di tingkat yabg sama dengannya telah lahir ke dunia ini.
Pikirannya telah berada dalam perenungan yang dalam selama beberapa jam terakhir. Sebelumnya dia merasakan seorang Dewa yang menginjakan kakinya ke Britannia, membuat yang terakhir gelisah.
Sayangnya fenomena itu hanya terjadi dalam satu menit sebelum Britannia menjadi tenang kembali.
Tapi kali ini telah lahir sebuah Dewa baru yang bisa mengancam posisinya. Hal itu membuatnya sangat marah.
"Tidak salah lagi, ini adalah Chaos...!"
Nadanya terdengar berwibawa dan suaranya membuat seluruh ruangan bergetar. Dia mengelus janggut panjangnya sejenak sebelum menghela nafas.
"Kita berdua telah di bodohi....!"
Siapa yang menyangka jika Chaos yang telah di segel oleh mereka akan membuat gerakan secara tiba-tiba.
"Aku telah mengirim Chandler dan Cusack, dengan mereka berdua pasti bisa menyelidiki Dewa baru itu." Dia memutuskan dan berdiri meninggalkan tahtanya.
"Sekarang aku harus menghubungi wanita tua itu, dan membunuh Dewa baru sebelum mereka menjadi sebuah ancaman."
Sosoknya telah meninggalkan ruang tahta dan menuju suatu tempat.
Yang tidak mereka tahu, jika yang membuat gerakan bukanlah Chaos yang mereka kenal, melainkan sebuah Chaos Sejati!
...
Kembali ke Gunung Konton.
Langit menjadi cerah, sinar matahari bersinar keemasan saat seluruh cahaya dipusatkan ke sosok Naga Emas.
Itu membuat panggung pertama di dunia ini melalui sambutan dunia. Semua orang di Britannia melihat ke langit dan samar-samar, mereka dapat melihat sosok Naga.
Bahkan Britannia sendiri menyambutnya saat fenomena alam yang indah menyambut kelahirannya. Pelangi raksasa yang membuat lengkungan di bumi, awan menampilkan berbagai bentuk ke arahnya, aurora berbagai warna, iringan laut yang gembira, tanaman menari, dan banyak lagi.
Naga Emas terus menari di kehampaan saat sosoknya dengan gembira merasakan dunia pada awal kehidupannya.
ROOAARRRRR !!!
Itu meraung sekali lagi, tapi kali ini sangat keras. Suaranya terdengar di seluruh Britannia, tapi anehnya tidak ada yang tahu dari mana asal suara raungan itu. Hanya satu yang penduduk Britannia tahu, itu adalah seorang Dewa baru yang terlahir ke dunia ini dengan sosok Naga Emas.
Mereka semua segera menyembahnya dan bersujud ke langit, berdoa untuk keselamatan karena keadaan dunia saat ini sedang kritis akibat Perang Suci.
Naga Emas itu harapan mereka!
...
Sementara Britannia dipenuhi dengan kegembiraan, ada satu Makhluk yang tidak senang dengan kelahiran Dewa baru.
Itu adalah Dewa Tertinggi, yang saat ini duduk di tahta awan.
Dewa Tertinggi / Supreme Deity adalah wanita ramping dengan total sepuluh sayap, sama dengan atau lebih besar dari raksasa. Dia memiliki kulit pucat dan rambut putih panjang, tetapi wajahnya tampak bercahaya, terlalu terang untuk dilihat.
Pakaiannya berupa gaun putih dengan simbol salib di tengah, sarung tangan perak di tangannya, dan lingkaran cahaya.
Dia duduk dengan merenung. Di langit yang sepi ini, dia menghela nafas.
"Chaos, kau bahkan bukan makhluk hidup, tapi terus merepotkan kami....!"
Nadanya diliputi dengan keengganan dan kesedihan.
"Seharusnya aku menyembahmu sebagai cahaya, tapi kekuatanmu benar-benar di luar dunia ini. Bahkan makhluk sepertiku hanya bisa takut padamu."
Saat dia merenung sekali lagi, perhatiannya terhenti saat dia merasakan suatu tautan yang mencoba terhubung dengannya.
"Raja Iblis?" Dia tidak terkejut saat melihat siapa itu. "Ahh, dia lah yang paling gelisah di antara kami. Orang tua itu benar-benar takut Chaos akan merebut semua yang dia miliki dan apa yang telah dia bangun selama ini. Benar-benar menggelikan, Chaos-lah yang menciptakan kami, seharusnya kami kembali kepadanya."
Pada gagasan menyegel Chaos, awalnya dia menentang sebelumnya. Sebenarnya dia sendiri takut akan kekuatan Chaos, tapi atas bujukan Raja Iblis, dia setuju untuk melakukannya.
Sekarang perasaannya sudah jelas dari semua kegelisahan yang dia rasakan selama ini. Dia bahkan tidak berani turun ke Britannia jika Raja Iblis sendiri belum turun.
Chaos sudah menampakkan dirinya, dan langkah itu langsung memengaruhi seluruh Britannia.
Haruskah dia pasrah, atau menahan Chaos lagi bersama Raja Iblis?
Menyadari panggilan Raja Iblis, dia hanya menggelengkan kepalanya, "Aku sudah tahu akan kemana pembicaraan kali ini akan pergi."
Entah kenapa aku kehilangan motivasi untuk terus menulis.
Bahkan setelah 80+ ch, belum cukup bintang untuk memenuhi cerita ini. Saya juga ingin cerita ini memiliki bintang, untuk itu saya sangat mendesak kalian untuk memberukan review.
Thx